Bisnis.com, PURBALINGGA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksi Bandara Jenderal Besar (JB) Soedirman di Purbalingga akan membuka akses ke wilayah Jawa Tengah bagian barat yang mencakup sembilan kabupaten/kota.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bandara akan dibangun di atas lahan seluas 115 hektare (ha) di Kecamatan Bakuteja, Kabupaten Purbalingga.
"Jadi, kami mulai groundbreaking karena kami tidak mau terlalu lama. Ini akan selesai pada 2019," ujarnya selepas groundbreaking Bandara JB Soedirman di Purbalingga, Senin (23/4/2018).
Bandara Jenderal Besar Soedirman yang belum dikembangkan.
Kehadiran bandara di Purbalingga, menurut Budi Karya, akan memangkas waktu tempuh ke wilayah tersebut. Dia menyebut waktu tempuh ke Purbalingga dari Semarang, ibu kota Jawa Tengah, mencapai lima jam. Sementara itu, waktu tempuh dari dari Yogyakarta mencapai empat jam.
Budi Karya mengungkapkan saat ini tiga grup maskapai telah menyatakan minat untuk terbang ke Bandara JB Soedirman. Ketiga maskapai itu yakni Citilink, Lion Air Group, dan Sriwijaya Air Group.
Untuk diketahui, Bandara JB Soedirman semula merupakan Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara (AU) tipe C. Landasan pacu saat ini masih berupa rumput sepanjang 850 meter.
Lanud kemudian dikembangkan menjadi bandara enclave sipil atau fasilitas militer yang digunakan untuk kepentingan sipil. Landasan pacu akan dibangun sepanjang 1.600 meter dan diharapkan bisa rampung pada Desember 2019.
Maket desain pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman.
Dengan landasan sepanjang 1.600 meter, Bandara JB Soedirman bisa didarati pesawat tipe ATR. Selanjutnya, landasan pacu akan diperpanjang menjadi 2.500 meter sehingga bisa didarati pesawat jenis Boeing 737.
Menhub menuturkan kehadiran Bandara JB Soedirman juga akan menambah geliat industri di Purbalingga dan delapan kabupaten lainnya.
Bupati Purbalingga H. Tasdi menambahkan saat ini sudah berdiri 300 perusahaan berorientasi ekspor di Purbalingga.
Sebagian besar memproduksi produk imitasi rambut, seperti bulu mata dan rambut palsu. Perusahaan tersebut didirikan investor asal Korea Selatan dan kini sudah menyerap 66.000 tenaga kerja.