Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Ekspor Kalah, Ini Argumen Menperin Airlangga Hartarto

Kementerian Perindustrian menyatakan kalahnya ekspor nasional dari beberapa negara Asean disebabkan lemahnya kesepekatan perdagangan bebas dengan negara tujuan ekspor.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Johann N Schneider-Ammann menandatangani kerja sama pendidikan vokasi di sela acara World Economic Forum 2018 di Davos, Swiss./Istimewa
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Johann N Schneider-Ammann menandatangani kerja sama pendidikan vokasi di sela acara World Economic Forum 2018 di Davos, Swiss./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menyatakan kalahnya ekspor nasional dari beberapa negara Asean disebabkan lemahnya kesepekatan perdagangan bebas dengan negara tujuan ekspor.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa beberapa hal yang perlu diperbaiki adalah meningkatkan kemudahan perjanjian free trafe agreement (FTA).

Dia mencontohkan apa yang dilakukan Vietnam. Negara tersebut lebih agresif menjalin kesepakatan FTA, seperti dengan Uni Eropa, dan Trans Pasific Partnership (TPP).

Jika dibandingkan dengan Indonesia, lanjut Airlangga, perundingan FTA dengan Uni Eropa masih berjalan, sementara itu untuk TPP juga belum bergabung.

"Ujung dari ekspor itu kan investasi, kita perlu mempermudah fasilitas perpajakan, bahan baku. Selain itu, sektor potensial ekspor, digunakan sebagai bagian tawar-menawar dalam perundingan FTA," tuturnya di Istana Kepresidenan, Rabu (31/1/18).

Menurutnya, ada empat sektor yang menjadi komoditas ekspor yang patut terus ditingkatkan kinerjanya, seperti tekstil, garmen, alas kaki hingga produk kelapa sawit (CPO).

Melihat struktur ekspor nasional, Airlangga menganggap sebanyak 75% nilainya dipengaruhi nilai tambah industri. Maka dari itu, jika kinerja manufaktur melemah, potensi penurunan nilai ekspor turut mengikuti.

"Kalau bicara Vietnam, secara agregat memang nilai kita lebih kecil, tetapi kalau potensi pertumbuhan kita punya peluang," tambahnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper