Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Kakao Melejit, Kemenperin Racik Strategi untuk Industri Cokelat Lokal

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mengantisipasi dampak melonjaknya harga biji kakao di pasar global terhadap utilisasi produksi cokelat domestik.
Harga Kakao Melejit, Kemenperin Racik Strategi untuk Industri Cokelat Lokal. Buruh memperlihatkan perbandingan kualitas biji kakao yang buruk dan baik di perkebunan kakao Pasir Ucing, Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (1/2/2021). Bisnis/Rachman
Harga Kakao Melejit, Kemenperin Racik Strategi untuk Industri Cokelat Lokal. Buruh memperlihatkan perbandingan kualitas biji kakao yang buruk dan baik di perkebunan kakao Pasir Ucing, Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (1/2/2021). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mengantisipasi dampak melonjaknya harga biji kakao di pasar global terhadap utilisasi produksi cokelat dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan melonjaknya harga bahan baku cokelat di internasional itu akan berdampak ke RI meskipun saat ini belum dirasakan pelaku industri. 

"Di dalam negeri masih adem-adem aja, industri belum ada yang menyampaikan ke kita, tapi bagaimanapun itu nanti pasti terdampak," kata Putu di sela-sela Buka Puasa Bersama Kemenperin, dikutip Minggu (31/3/2024).

Putu menjelaskan bahwa penyebab harga biji kakao melonjak dalam setahun terakhir ini lantaran penurunan produksi dari Ghana dan Pantai Gading. Iklim cuaca yang buruk hingga penuaan pohon kakao jadi biang keladinya. 

Sementara itu, permintaan cokelat dari berbagai negara semakin tinggi. Putu menuturkan bahwa Indonesia mesti mengimpor 55% biji kakao untuk kebutuhan dalam negeri. 

"Kita itu impor kakao, kemarin datanya 55% impor, 45% produksi dalam negeri. 10 tahun lalu kita 86% diproduksi dalam negeri, cuma 10-15% kita impor untuk menyambung," ujarnya. 

Putu menerangkan bahwa Indonesia juga memiliki masalah serupa yakni pohon kakao yang sudah terlanjur tua, sementara nyaris seluruh perkebunan kakao milik petani rakyat. 

Di samping itu, utilisasi kapasitas produksi pengolahan kakao juga di level 55%. Kondisi meroketnya harga bahan baku menjadi tantangan untuk industri meningkatkan produksi kakao lokal.

"Ini bisa jadi poin yang bagus kalau kita secara nasional kita pelihara sehingga utilitas semakin meningkat dan berkontribusi besar di global," terangnya. 

Untuk itu, dalam jangka pendek, Kemenperin akan mendorong peremajaan pohon kakao sehingga mampu meningkatkan produksi hingga 600 kg per hektare, saat ini rata-rata produksi sebanyak 200 kg per hektare. 

Dia juga akan melakukan kemitraan dengan pengrajin cokelat untuk mengembangkan perkebunan biji kakao dengan cara melatih petani agar mampu membuat pembibitan berkualitas. 

"Kita kerja sama dgn stakeholder, dgn offtaker yg paling dekat dgn mereka adalah coklat artisan, minimal dia mendidik 100 masyarakat petani kakao untuk membuat bibit nya," jelasnya. 

Untuk diketahui, Harga biji kakao melonjak 4,5% menjadi US$10.080 per ton pada Selasa (26/3/2024), sehingga memperpanjang reli yang menyebabkan kenaikan harga cokelat. 

Berdasarkan Organisasi Kakao Internasional, defisit pasokan biji kakao mencapai 374.000 ton pada periode 2023-2024, angka tersebut meningkat dari periode sebelumnya 74.000 ton. 

Hal ini bertepatan dengan kenaikan permintaan bahan baku cokelat yang tidak selaras dengan produksi sehingga harga melonjak pesat dalam satu tahun terakhir. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper