Bisnis.com, JAKARTA - Klinik Satelit Universitas Indonesia menggelar program pemberian vaksinasi difteri bagi warga kampus dan masyarakat umum, merespon fenomena penyakit tersebut yang mulai mewabah.
Kepala Klinik Satelit UI Astrid W.Hardjono mengatakan program tersebut mulai berjalan sejak 17 Desember 2017 di kampus UI Depok.
Warga yang berminat mengikuti program ini dapat mendaftar melalui telepon ke (021) 78881017 atau datang langsung ke Klinik Satelit UI. Hal ini dilakukan untuk pengaturan jadwal mengikuti vaksinasi.
Dia menjelaskan, meskipun program ini berbayar, namun Klinik Satelit UI tidak mengambil keuntungan. Uang yang dibayarkan peserta hanya digunakan untuk membeli vaksin difteri berikutnya.
“Klinik Satelit UI hanya menyediakan vaksin bagi rentang usia dewasa di atas 18 tahun. Bagi masyarakat di rentang usia dibawah itu, akan kami rekomendasikan ke Puskesmas setempat untuk diberikan vaksin difteri gratis dari pemerintah,” katanya melalui keterangan resmi UI yang diterima Bisnis, Sabtu (30/12/2017).
Selain itu, Fakultas Kedokteran UI juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), menyediakan pelayanan vaksinasi difteri bagi orang dewasa. Pelayanan ini bisa didapatkan di Klinik Imunisasi Dewasa RSCM lantai 5.
Baca Juga
Menurutnya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Klinik Satelit dan FKUI ini, sebagai mewujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Dengan diberikannya vaksinasi, diharapkan masyarakat terhindar dari penularan difteri, sehingga KLB bisa segera teratasi dan menyadarkan masyarakat pentingnya pencegahan penyakit, termasuk vaksinasi.
Menurut data world health organization (WHO), selama 2000-2015, Indonesia masuk 10 daftar negara dengan penyebaran difteri terbesar di dunia. Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 juga telah memetakan 6 wilayah di Indonesia dengan tingkat kasus penyebaran difteri terbanyak.
Keenam wilayah tersebut yaitu Jawa Timur (271 kasus), Jawa Barat (95 kasus), Banten (81 kasus), Aceh (76 kasus), Sumatera Barat (20 kasus), dan DKI Jakarta (16 kasus). Dari sejumlah kasus yang ada ini, 18% kasus dialami oleh rentang usia 19-40 tahun, kendatipun rentang usia terbesar penderita difteri berumur 1-18 tahun.