Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) akan fokus pada panas bumi (geothermal), bioenergi, dan solar panel dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk jangka menengah.
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik menuturkan geothermal menjadi salah satu potensi EBT yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan transisi energi. Selain menyokong ketersediaan energi, kebersihan lingkungan dapat terus dijaga.
Adapun hingga saat ini, Pertamina telah meraih peningkatan produksi geothermal sebesar 31%, yakni 2.932 gigawatt hour (GWh). Pencapaian tersebut menjadi salah satu bukti komitmen Pertamina dalam pengembangan EBT yang ramah lingkungan.
Untuk biodiesel, konsumsinya di dalam negeri mencapai 2,7 miliar liter pada 2016. Pada 2020, konsumsinya diproyeksikan mencapai 3,9 miliar liter biodiesel 30 (B30).
Pertamina mengelola operasi pasokan biodiesel di 60 terminal di seluruh Indonesia. Tantangan diperkirakan akan muncul dalam implementasi mencapai standar biodiesel 30 yang akan diterapkan pada tahun 2020.
Elia melanjutkan pengembangan solar panel saat ini sudah diterapkan Pertamina di wilayah operasinya, yang mencakup kawasan perkantoran, zona ekonomi khusus, dan industri. Menurutnya, upaya yang dilakukan Pertamina tersebut harus didukung penuh oleh pemerintah.
"Sinergi antara pelaku usaha dan pemangku kepentingan amat dibutuhkan demi tercapainya iklim investasi yang baik," tuturnya, Selasa (12/12/2017).
Dia berharap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mampu menjaga industri energi ini berkembang pesat, sehingga perkembangan ekonomi serta kelestarian lingkungan dapat tercapai.