Bisnis.com, JAKARTA - Penutupan operasional pabrik di sejumlah subsektor industri masih marak terjadi pada awal tahun ini. Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal tenaga kerja industri pun tak bisa dihindari.
Sejumlah industri yang masih didera tekanan kinerja hingga terpaksa melakukan penutupan sejumlah pabrik seperti industri alas kaki atau sepatu, industri tekstil dan produk tekstil (TPT), hingga industri ban.
Kinerja ketiga subsektor industri tersebut masih terseok-seok setelah lepas dari pandemi. Permintaan global yang melemah, daya saing produk lokal yang kalah dengan barang impor, hingga pergeseran tren konsumen menjadi biang kerok.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki terhadap produk domestik bruto (PDB) masih terkontraksi -0,34% (year-on-year/yoy) pada 2023. Padahal, pada 2022 laju pertumbuhannya mencapai 9,36% yoy.
Di sisi lain, industri tekstil dan pakaian jadi terkontraksi -1,98% yoy pada 2023 atau melemah dari tahun sebelumnya yang tumbuh 9,34% yoy terhadap PDB.
Sementra itu, industri ban yang merupakan turunan dari industri karet, barang dari karet, dan plastik laju pertumbuhannya masih terkontraksi -3,63% yoy terhadap PDB pada 2023 melanjutkan tren pelemahan dari 2022 yang melemah -4,1% yoy.
Baca Juga
Berikut daftar pabrik tutup di Indonesia pada awal 2024:
1. Pabrik ban PT Hung-A di Cikarang
Kabar penghentian operasi pabrik ban milik PT Hung-A Indonesia per Februari 2024 mencuat pada awal tahun ini. Penutupan pabrik ban ini pun menyebabkan 1.500 karyawan terimbas PHK.
Ketua Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPL FSPMI) Kabupaten/Kota Bekasi Sarino mengatakan, serikat pekerja dan perusahaan masih dalam tahap pengajuan perundingan untuk hak-hak karyawan yang terdampak.
"Betul, PT Hung A akan ditutup pada 1 Februari 2024 dan untuk seluruh karyawan dirumahkan sejak 16 Januari 2024. Setidaknya ada 1.500-an pekerja terdampak," kata Ketua Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPL FSPMI) Kabupaten/Kota Bekasi Sarino saat dihubungi, Rabu (17/1/2024).
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane menduga tutupnya pabrik ban milik PT Hung-A Indonesia di Cikarang, Jawa Barat disebabkan oleh persoalan importasi yang sulit hingga menipisnya bahan baku.
Untuk itu, importasi ban perlu dipermudah untuk memenuhi kebutuhan segmen produk yang belum diproduksi lokal. Menurutnya, regulator lamban dalam merilis persetujuan impor (PI) sehingga pemenuhan permintaan pasar tersendat.
"Tidak hanya Hung-A yang kesulitan, banyak pabrik ban lainnya yang sama kondisinya. Ini karena lemahnya respons pemerintah, kami selalu minta kasihlah impor, kita kan ada ban yang belum bisa diproduksi di sini," kata Aziz kepada Bisnis.