Bisnis.com, MATARAM -- Arus investasi diharapkan akan mengalir dengan adanya penerapan konsep blue economy (ekonomi biru).
Sistem blue economy dinilai mampu mendorong industrialisasi kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan efisien.
Direktur Jendral Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan dengan konsep investasi blue economy, salah satu industri contohnya pengolahan rumput laut bisa berkembang.
Masyarakat diharapkan bisa memperoleh manfaat dari pengembangan sektor ekonomi mulai hulu hingga proses ekspor.
"Di sini tidak hanya mengekspor bahan baku rumput laut atau raw material saja, tetapi juga lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan industri khususnya di dalam negeri. Nanti limbahnya digunakan untuk pupuk, pakan ikan, atau pakan ternak, inilah yang dinamakan blue economy," ujarnya.
Slamet mengatakan hal itu usai menghadiri Project Meeting "Integrated Economic Zone Development Based on Blue Economy in Lombok Island" di Mataram, Rabu (13/9/2017).
Baca Juga
Slamet menambahkan, Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu lokasi pilot project implementasi konsep blue economy di Indonesia.
Program ini merupakan kerja sama antaran KKP dengan Food and Agriculture Organization (FAO) yang diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal.
Pulau Lombok dipilih, lantaran salah satu program unggulan NTB yaitu Pijar (Sapi, Jagung, dan Rumput Laut) dianggap sesuai dengan program pengembangan konsep tersebut.
"Program ini sudah berjalan cukup lama, sejak tahun 2015 dan baru ada dokumen hasil-hasil riset tentang blue economy yang ada di NTB. Sekarang saya serahkan hasil kajiannya kepada pemda untuk ditindaklanjuti," ujar Slamet.
Dalam satu tahun, Indonesia menghasilkan 12 juta ton rumput laut basah. Angka ini ditargetkan meningkat menjadi 16 juta ton pada 2018 mendatang.
Sayangnya, hingga saat ini Indonesia masih melakukan ekspor rumput laut dalam bentuk bahan mentah, sehingga nilai yang diperoleh oleh petani tidak terlalu tinggi.
"Salah satu komoditas nasional yang juga kita kembangkan khususnya di Indonesia bagian timur, dengan blue economy ini akan kita harapkan industri bisa serap semuanya," ujar Slamet.