Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wafer Paling Siap Ikuti SNI

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menilai wafer menjadi salah satu produk yang paling siap apabila pemerintah menerapkan kewajiban standar nasional Indonesia (SNI). Pasalnya, produk ini banyak diproduksi oleh produsen besar.
Konsumen memilih makanan ringan di salah satu supermarket, di Karawaci, Tangerang/JIBI-Endang Muchtar
Konsumen memilih makanan ringan di salah satu supermarket, di Karawaci, Tangerang/JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menilai wafer menjadi salah satu produk yang paling siap apabila pemerintah menerapkan kewajiban standar nasional Indonesia (SNI). Pasalnya, produk ini banyak diproduksi oleh produsen besar.

Apabila SNI wajib biskuit diterapkan dengan memukul rata seluruh varian produk, Adhi menilai bakal menjadi dilema. Selain karena banyak produsen skala kecil dan menengah yang akan terpukul, produsen impor justru lebih siap dalam menerapkan SNI wajib biskuit.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia Adhi S. Lukman mengatakanvarian biskuit yang diatur dalam SNI biskuit sangat lebar sehingga apabila diterapkan akan memukul para produsen skala kecil dan menengah yang belum siap.

"Lebih spesifik SNI-nya akan lebih baik karena playing field-nya sama," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (29/8/2017).

Adhi juga mencontohkan salah satu penerapan kewajiban SNI yang spesifik dan berhasil untuk menangkal impor dengan mutu rendah adalah SNI wajib kopi instan. Para produsen kopi instan, katanya, merupakan produsen besar dan umumnya telah siap dalam memenuhi SNI, sehingga dalam penerapan kewajiban SNI ini tidak ada pihak yang dirugikan.

Sebelumnya, pelaksanaan kewajiban SNI biskuit yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian No.60 tahun 2015 ditunda pada tahun lalu. Sejatinya, beleid tersebut berlaku mulai akhir Juli 2016.

Inovasi produk dan harga bahan baku yang stabil mempertahankan pertumbuhan dua digit pada industri biskuit. Data Nielsen Indonesia menunjukkan volume penjualan produk konsumer kategori biskuit naik 9,9% pada Januari—November 2016 dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya. Volume penjualan biskuit masih tumbuh pesat di saat volume penjualan makanan kering merosot 1%.

Volume penjualan yang kuat mendorong omzet penjualan biskuit naik 14,4% meskipun harga rata-rata produk yang dijual hanya naik 3,9% di tengah inflasi yang landai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper