Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUK & JASA KEUANGAN: Bappenas Kenalkan SOFIA

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) bekerja sama dengan Pemerintah Australia dan Pemerintah Swiss meluncurkan hasil survei inklusi keuangan perdana di Indonesia.Survei tersebut yaitu Survey on Financial Inclusion and Access (SOFIA) dilakukan terhadap 20,000 responden di empat provinsi di timur Indonesia (Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan).
Bambang Brodjonegoro/Antara
Bambang Brodjonegoro/Antara

Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) bekerja sama dengan Pemerintah Australia dan Pemerintah Swiss meluncurkan hasil survei inklusi keuangan perdana di Indonesia.

Survei tersebut yaitu Survey on Financial Inclusion and Access (SOFIA) dilakukan terhadap 20,000 responden di empat provinsi di timur Indonesia (Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan).

Hasil survei tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para pembuat kebijakan, pelaku industri keuangan, donor, akademisi, maupun organisasi pembangunan, mengenai perilaku sebagian masyarakat Indonesia dalam menggunakan Iayanan keuangan, seperti produk simpan pinjam, asuransi, transfer dan pembayaran. 

Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan penemuan terperinci dari SOFIA akan memberikan pemahaman yang Iebih baik atas faktor-faktor yang mendorong penggunaan produk dan jasa keuangan di Indonesia, serta batasan yang dihadapi konsumer dalam mengakses Iayanan keuangan tersebut. 

Tidak hanya penting bagi institusi keuangan dalam merancang produk komersial yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumer, Bambang mengungkapkan hasiI SOFlA juga vital bagi Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan kebijakan pembangunan keuangan inklusif. 

Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan InkIusi (SKNI), yang menargetkan sebesar 75 persen populasi dewasa harus dapat mengakses Iayanan keuangan formal pada 2019. 

“Untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 75 persen pada 2019, pemerintah teIah menyiapkan Iima pilar pendukung," ungkapnya dalam sambutannya di acara peluncuran hasiI SOFIA di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (22/5).

Lima pilar tersebut yaitu edukasi keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi keuangan, Iayanan keuangan pada sektor pemerintah, dan perlindungan konsumen. 

Untuk itu, informasi atas persepsi, sikap, dan perilaku keuangan orang Indonesia yang diperoleh dari SOFIA, menjadi krusial bagi kelima piIar ini untuk mewujudkan inklusi keuangan nasional. 

"Tanpa adanya informasi dan analisis yang kredibel tentang kondisi keuangan masyarakat Indonesia, terutama yang belum tersentuh jasa perbankan, sulit dirancang pendekatan yang tepat sasaran,” jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas.

Bappenas Luncurkan Survei Inklusi Keuangan 'SOFIA' 

 

 

Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) bekerja sama dengan Pemerintah Australia dan Pemerintah Swiss meluncurkan hasil survei inklusi keuangan perdana di Indonesia.

 

Survei tersebut yaitu Survey on Financial Inclusion and Access (SOFIA) dilakukan terhadap 20,000 responden di empat provinsi di timur Indonesia (Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan).

 

Hasil survei tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para pembuat kebijakan, pelaku industri keuangan, donor, akademisi, maupun organisasi pembangunan, mengenai perilaku sebagian masyarakat Indonesia dalam menggunakan Iayanan keuangan, seperti produk simpan pinjam, asuransi, transfer dan pembayaran. 

 

Menteri PPN/Bappenas mengungkapkan penemuan terperinci dari SOFIA akan memberikan pemahaman yang Iebih baik atas faktor-faktor yang mendorong penggunaan produk dan jasa keuangan di Indonesia, serta batasan yang dihadapi konsumer dalam mengakses Iayanan keuangan tersebut. 

 

Tidak hanya penting bagi institusi keuangan dalam merancang produk komersial yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumer, Bambang mengungkapkan hasiI SOFlA juga vital bagi Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan kebijakan pembangunan keuangan inklusif. 

 

Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan InkIusi (SKNI), yang menargetkan sebesar 75 persen populasi dewasa harus dapat mengakses Iayanan keuangan formal pada 2019. 

 

“Untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 75 persen pada 2019, pemerintah teIah menyiapkan Iima pilar pendukung," ungkapnya dalam sambutannya di acara peluncuran hasiI SOFIA di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (22/5).

 

Lima pilar tersebut yaitu edukasi keuangan, hak properti masyarakat, fasilitas intermediasi dan saluran distribusi keuangan, Iayanan keuangan pada sektor pemerintah, dan perlindungan konsumen. 

 

Untuk itu, informasi atas persepsi, sikap, dan perilaku keuangan orang Indonesia yang diperoleh dari SOFIA, menjadi krusial bagi kelima piIar ini untuk mewujudkan inklusi keuangan nasional. 

 

"Tanpa adanya informasi dan analisis yang kredibel tentang kondisi keuangan masyarakat Indonesia, terutama yang belum tersentuh jasa perbankan, sulit dirancang pendekatan yang tepat sasaran,” jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Lutfi Zaenudin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper