Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah penjualan rumah di Singapura naik lebih dari dua kali lipat pada April 2017 dibandingkan dengan setahun sebelumnya, seiring menguatnya sentimen pembeli setelah pemerintah mengurangi sejumlah pembatasan properti menyusul penurunan harga selama tiga tahun.
Menurut data yang dirilis Urban Redevelopment Authority (URA), seperti dikutip Bloomberg, Senin (15/5/2017), para pengembang menjual 1.555 unit pada April 2017 dari hanya sejumlah 750 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun, jumlah total unit rumah yang diluncurkan oleh para pengembang mencapai 1.616 unit bulan lalu, dari 1.527 unit pada Maret, ketika Singapura membukukan penjualan rumah bulanan tertinggi dalam empat tahun.
Para pengembang memasarkan lebih banyak apartemen bulan lalu, didukung oleh indikasi permintaan dari pembeli rumah.
“Penjualan terbesar berasal dari Seaside Residences yang terletak di sebelah timur kota Singapura. Di kawasan itu 419 unit terjual dari 560 rumah yang dipasarkan,” tulis Urban Redevelopment Authority.
Penjualan yang tinggi juga dibukukan oleh Artra by the Tang Group, yang berhasil menjual seluruh 126 unit yang diluncurkannya di pasar.
Baca Juga
Pemerintah Singapura pada Maret memutuskan untuk melonggarkan langkah-langkah pendinginan harga rumah - langkah yang mulai diimplementasikan pada tahun 2009, dengan beberapa pembatasan lebih ketat yang diterapkan pada tahun 2013.
Harga rumah pun turun 3% tahun lalu dan telah merosot selama 14 kuartal berturut-turut, rentetan penurunan terpanjang sejak publikasi data pertama kali pada tahun 1975.
Berdasarkan data otoritas pada 28 April, indeks yang mengukur harga perumahan swasta turun 0,4% sepanjang tiga bulan yang berakhir pada Maret dari kuartal sebelumnya. Sementara itu, nilai rumah telah turun 11,6% dari puncaknya pada 2013.