Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas manufaktur Indonesia kembali menggeliat di bulan kedua berturut-turut menyusul peningkatan jumlah pesanan perusahaan. Selain itu, data terbaru juga menunjukkan kenaikan bisnis ekspor dan daya beli masyarakat.
Berdasarkan rilis dari IHS Markit, Nikkei Indonesia Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI) naik dari level 50,5 di bulan Maret ke level tertinggi 10 bulan sebesar 51,2 pada April.
Indeks manufaktur melanjutkan pergerakan ke atas level 50, yang mengindikasikan peningkatan aktivitas ekonomi, adapun level di bawah 50 poin menunjukkan kontraksi.
Peningkatan aktivitas manufaktur ini dipicu oleh permintaan yang membaik dan peluncuran produk-produk baru, sedangkan tingkat pesanan naik untuk bulan kedua pada April.
Meski tipis, tingkat ekspansi bisnis meningkat dengan lacu tercepat sejak September tahun lalu. Adapun pesanan ekspor baru juga meningkat, sehingga mengakhiri kontraksi selama enam bulan terakhir.
Pertumbuhan tingkat pekerjaan baru yang terus berlanjut juga turut meningkatkan tingkat produksi manufaktur. Selanjutnya, output diperluas hingga batas terbesar sejak Juni 2016.
Baca Juga
"Pabrikan Indonesia memulai kuartal kedua tahun 2017 dengan mantap karena terus meningkatnya tingkat pekerjaan yang memacu pabrikan untuk meningkatkan produksi," kata Pollyanna De Lima, ekonom IHS Markit.
"Perkembangan positif lainnya yang ditunjukkan oleh survei PMI berasal dari pesanan ekspor, yang meningkat pada bulan April untuk pertama kalinya sejak September tahun lalu," lanjut De Lima.