Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA MANUFAKTUR: Indeks PMI Naik 0,8 ke 51,3 Poin

BISNIS.COM, JAKARTA—Kinerja manufaktur nasional Indonesia pada Maret menunjukan perbaikan kondisi operasional dibandingkan bulan sebelumnya, berdasarkan data Purchasing Managers' Index (PMI) HSBC.

BISNIS.COM, JAKARTA—Kinerja manufaktur nasional Indonesia pada Maret menunjukan perbaikan kondisi operasional dibandingkan bulan sebelumnya, berdasarkan data Purchasing Managers' Index (PMI) HSBC.

Dalam rilisnya hari ini Senin (1/4/13), HSBC mengungkapkan PMI Manufaktur naik dari 50,5 pada Februari menjadi  51,3 bulan ini. Dalam indikator tersebut, angka di atas 50,0 mengindikasikan adanya pertumbuhan atau ekspansi. Sementara angka di bawah 50,0 mencerminkan adanya kontraksi.

Menurut Su Sian Lim, Ekonom ASEAN di HSBC, kenaikan kinerja didorong oleh tingginya permintaan barang, terutama dari dalam negeri. Di sisi ekspor, kenaikan juga terjadi walau belum dianggap signifikan.

"Pemulihan sedang berlangsung dalam aktivitas manufaktur, walaupun porsinya pertumbuhannya terbatas. Pendorongnya adalah permintaan dari dalam negeri, terutama permintaan baru yang naik, termasuk permintaan ekspor baru yang juga meningkat tipis," katanya.

Pesanan permintaan baru yang masuk pada perusahaan manufaktur meningkat berturut-turut untuk kesepuluh kalinya pada Maret. Laju ekspansi juga semakin solid, menyamai percepatan ekspansi pada November 2012 lalu.

"Indikasi gangguan yang terkait akibat cuaca terlihat sudah mengendur, seperti tercermin dari berkurangnya dampak buruk pada jadwal pengiriman pemasok. Tetapi, dampak inflasi masih terasa,” sambung Lim.

Inflasi, lanjut Lim, membuat biaya bahan baku meningkat pada Maret. Para responden yang disurvei HSBC melaporkan kenaikan harga untuk bahan baku secara umum dan tingkat valuta asing yang tidak menguntungkan. Imbasnya, para pelaku manufaktur membebankan kepada klien sebagian dari biaya inflasi dengan menaikkan harga.

Di sisi lain, pelaku manufaktur melaporkan adanya penurunan penempatan kerja selama Maret. Penurunan ini terus terjadi selama lima bulan berturut-turut didorong oleh kenaikan upah minimum. Perusahaan terpaksa tidak merekrut karyawan pengganti ketika beberapa stafnya berhenti atau pensiun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sutarno
Editor : Others
Sumber : Christine Franciska
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper