Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Kekurangan Gudang Berpendingin 275.000 Ton

Industri perikanan di Indonesia masih memerlukan fasilitas gudang berpendingin berkapasitas 275.000 ton guna mengantisipasi membludaknya iklan hasil tangkapan nelayan.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo/Hery Trianto
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo/Hery Trianto

Bisnis.com, TOKYO - Industri perikanan di Indonesia masih memerlukan fasilitas gudang berpendingin berkapasitas 275.000 ton guna mengantisipasi membludaknya iklan hasil tangkapan nelayan.

Saat ini, dengan area tangkapan begitu luas terbentang dari Sabang sampai Merauke hanya tersedia gudang berpendingin dengan kapasitas 125.000 ton.

"Pemerintah sudah membangun 10 cold storage baru sejak 2015 dengan suhu minus 20 derajat celcius. Tentu saja ini masih jauh dari kebutuhan," tutur Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo, Selasa Malam (11/4/2017) waktu Tokyo.

Oleh karena ini, pemerintah mengundang investor swasta dari dalam maupun luar negeri untuk turut menangkap peluang ini. "Investor bisa membangun faslitas cold storage di berbagai titik pendaratan ikan," tambah Nilanto.

Indonesia Kekurangan Gudang Berpendingin 275.000 Ton

(Tempat lelang iklan tuna di Miura, Provinsi Kanagawa yang kemudian bisa disimpan di cold storage hingga satu tahun/Hery Trianto)

Pemerintah akan terus berupaya menawarkan peluang membangun fasilitas cold storage dengan berbagai klasifikasi, termasuk kepada Jepang yang dikenal memiliki teknologi pengolahan ikan sangat maju.

Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan kerja ke Jepang menemui sejumlah pihak untuk keperluan tersebut.

Sejak Susi gencar memberantas pencurian iklan oleh kapal-kapal berbendera asing, produksi ikan dari laut Indonesia terus meningkat. Nelayan kini lebih mudah mencari ikan, tetapi mengalami masalah dalam pengolahannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper