Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi di Jepang naik tipis pada bulan Februari, sementara tingkat pengangguran turun ke level terendah sejak tahun 1994.
Berdasarkan data resmi pemerintah Jepang, indeks harga konsumen (IHK) naik 0,3% pada bulan Februari (yoy). Adapun IHK inti yang tidak termasuk makanan segar meningkat 0,2% pada bulan yang sama.
Sementara itu, tingkat pengangguran pada bulan Februari menyentuh 2,8%, lebih rendah dari prediksi analis yang disurvei Bloomberg yang mencapai 3%. Adapun output industri meningkat 2% pada bulan Februari dari bulan sebelumnya.
Seperti dikutip Bloomberg, sejumlah ekonom mengharapkan penguatan harga minyak dan pelemahan yen akan mendorong inflasi hingga mendekati 1% akhir tahun ini.
Namun, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda telah memperingatkan bahwa momentum harga menuju tujuan bank sentral sebesar 2% tidaklah cukup, sehingga ia membutuhkan bukti inflasi kuat yang mendasari sebelum menaikkan target suku bunga jangka panjang.
Meningkatnya kekhawatiran terhadap kemampuan Presiden AS Donald Trump untuk menerapkan strategi pro-pertumbuhan-nya telah memperkuat yen selama dua pekan terakhir, menggarisbawahi ketidakpastian dalam prospek inflasi dan pertumbuhan di Jepang.
Marcel Thieliant, ekonom Jepang senior di Capital Economics mengatakan lonjakan produksi industri menunjukkan bahwa ekonomi Jepang terus mencatat pertumbuhan yang solid pada kuartal pertama
"Namun, masih belum ada bukti bahwa pasar tenaga kerja yang lebih ketat akan memicu tekanan harga," kata Thieliant kepada Bloomberg, mengutip harga energi yang lebih tinggi sebagai penyebab kenaikan inflasi utama.
Indeks Harga Konsumern Jepang:
Bulan | IHK |
Februari 2017 | 0,3% |
Januari 2017 | 0,4% |
Desember 2016 | 0,3% |
November 2016 | 0,5% |
Oktober 2016 | 0,1% |