Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pelaku usaha mendeklarasikan praktik alih daya yang sehat dengan melaksanakan bisnis yang mengacu pada regulasi yang berlaku guna meningkatkan produktivitas dan kualitas perusahaan.
Ketua Umum Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) Greg Chen menegaskan komitmen perusahaan penyedia tenaga kerja alih daya untuk menghilangkan paradigma negatif terkait sistem perektrutan karyawan tersebut.
“Bukan hal mustahil untuk berbenah dan mempersiapkan diri move on dari paradigma membayar tenaga kerja murah dan mengacu kepada penyedia tenaga kerja alih daya di dunia,” kata Greg melalui keterang resmi yang diterima Bisnis.com, Kamis (23/2).
Dia mengatakan perusahaan penyedia alih daya Indonesia harus berkaca dengan bisnis sejenis yang ada di luar negeri. Menurutnya, para pelaku usaha harus belajar dengan negara seperti India yang telah berhasil menjadi pusat outsourcing di dunia.
Ketua Komite Sertifikasi dan Kompetensi Kamar Dagang dan Industri Iftida Yasar menegaskan pandangan negatif tentang penerapan sistem alih daya di Indonesia dapat menganggu perluasan kesempatan kerja. “Masih adanya pandangan buruk tentang sistem alih daya di Indonesia membuat supply chain global sulit masuk ke Tanah Air.”
ABADI, Apindo Training Center, dan Infomedia Solusi Humanika menyelenggarakan “2nd International Outsourcing Summit” di Bali pada 22—23 Februari 2017. Dalam pertemuan yang mengusung tema "The New Perspective Toward Quality and Productivity" para penyedia jasa tenaga kerja alih daya dan perusahaan pengguna jasa tersebut saling memberikan masukan untuk menciptakan sistem ketenagakerjaan yang sehat.