Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menargetkan produksi cabai merah tahun ini mampu tembus 98.000 ton atau meningkat sekitar 25% dari produksi tahun lalu yang hanya sekitar 78.000 ton.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Candra mengatakan, guna mengantisipasi kelangkaan cabai merah, lembaganya memprioritaskan peningkatan produksi dengan menambah luas tanam dan pengembangan tanam cabai di pekarangan.
“Ada penambahan luas tanam, tetapi tidak banyak. Kami mendorong ASN [aparatur sipil negara] tanam di pekarangan, jadi bisa untuk memenuhi kebutuhan sendiri,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (7/2/2017).
Dia mengatakan, Pemprov Sumbar sudah menyepakati MoU dengan Kabupaten/Kota untuk mendorong setiap ASN di daerah itu menanam cabai di pekarangan rumah.
Menurutnya, program itu jika berjalan optimal akan menambah produksi cabai merah sekitar 250 ton yang diperkirakan cukup memenuhi kebutuhan rumah tangga pegawai di daerah.
Selain itu, pemda setempat juga memberikan bantuan bibit cabai merah sebanyak 150.000 batang kepada masyarakat umum melalui kelompok PKK untuk ditanam di pekarangan rumah.
Candra mengungkapkan, termasuk tambahan tanaman rumah dan peningkatan areal tanam hingga mencapai 9.800 Ha, produksi cabai daerah itu ditarget meningkat signifikan. Apalagi, kebutuhan konsumsi cabai Sumbar hanya sekitar 35.000 ton per tahun.
“Yang rumit itu mengendalikan pasarnya. Kalau produksi sebetulnya di Sumbar sudah surplus, makanya didorong masyarakat menanam di rumah untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Candra.
Dengan cara itu, dia meyakini permintaan di pasaran akan berkurang, sehingga menyebabkan harga lebih stabil.
Sepanjang tahun lalu dia mengklaim produksi cabai daerah itu juga meningkat 3.167 ton dengan penambahan sejumlah lahan baru, meski cuaca ekstrem yang menyebabkan gagal panen di sejumlah daerah.
Penambahan areal tanam terutama di Kabupaten Tanah Datar 2.436 Ha, Agam 1.908 Ha, Solok 1.712 Ha, Limapuluh Kota 553 Ha, Solok Selatan 420 Ha, Pasaman Barat 232 Ha, Pesisir Selatan 216 Ha, Kota Padang Panjang 156 Ha, dan sejumlah daerah lainnya.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta bupati/wali kota untuk mendorong pengembangan cabai di pekarangan rumah masyarakat sebagai upaya mengatasi kelangkaan stok cabai sekaligus menekan laju inflasi.
“[Pemda] tidak mungkin menghambat produk cabai kita dijual ke provinsi tetangga, solusinya masyarakat dorong tanam di pekarangan, siapkan bibitnya dan bagikan, ini akan mencegah terjadinya kelangkaan cabai,” katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat komoditas cabai merah dan beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi daerah itu. Untuk inflasi Sumbar yang menyentuh 4,89% pada 2016, kontribusi cabai merah terhadap inflasi mencapai 44%.