Bisnis.com, JAKARTA— Bahana Securities memprediksi data inflasi Januari 2017 yang baru dirilis oleh Badan Pusat Statistik akan direspons negatif oleh untuk sementara.
Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian mengatakan inflasi bulanan Januari 2917 yang tercatat 0,97% disebabkan oleh dampak kenaikan tarif listrik. Selain itu, juga sebagai dampak dari kenaikan tarif perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Menurutnya, dampak listrik, STNK, dan administrative price lainnya sangat besar. Pasar bisa menanggapi angka inflasi ini dengan negatif untuk sementara.
“Terkait kenaikan listrik, ini akan sangat menentukan bagaimana pemerintah meningkatkan spending setelah subsidi ini dicabut,” katanya saat dihubungi hari ini, Senin (1/2/2017).
Menurutnya, bila pemerintah tidak langsung belanja di kuartal I/2017, ini bisa menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi.
Sebagai informasi, BPS merilis indeks harga konsumen bulanan pada Januari 2017 tercatat inflasi sebesar 0,97%, setelah pada bulan sebelumnya terjadi inflasi 0,42%.
Sementara itu, indeks harga konsumen tahunan (yoy) tercatat inflasi 3,49%, setelah pada bulan sebelumnya tercatat 3,02%. Inflasi Januari 2017 tersebut lebih tinggi dari prediksi BI dan sejumlah ekonom.