Bisnis.com, JAKARTA— Konsensus ekonom memprediksi indeks harga konsumen atau inflasi bulanan Januari 2017 (month on month) ada di level 0,71%.
Berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg terhadap 12 ekonom, diprediksi inflasi Januari ada di level 0,71% (MoM). Adapun, estimasi tertinggi di angka 3,33% dan estimasi terendah 0,58%.
Sementara itu, sebanyak 23 ekonom memprediksi inflasi tahunan Januari 2017 (YoY) ada di level 3,20%. Adapun, estimasi tertinggi di angka 3,60% dan estimasi terendah 2,90%.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia menuturkan hingga pekan keempat Januari 2017, survei yang dilakukan bank sentral menunjukkan laju inflasi sekitar 0,69%. Pada keseluruhan Januari 2017, dia memproyeksikan inflasi melaju hingga 0,7% (mom).
“Pemicunya karena penyesuaian tarif listrik dan yang lainnya karena harga pangan bergejolak,” ucapnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengestimasi laju inflasi pada pekan pertama Januari 2017 sebesar 0,74% (month-to-month) atau 3,26% (year-on-year).
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memproyeksikan inflasi Januari 2017 meningkat menjadi 0,72% (mom) atau 3,24% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 3,02% (yoy).
Inflasi didorong oleh kenaikan inflasi harga barang/jasa diatur pemerintah (administered prices) seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi sekitar 4% secara rata-rata dan kenaikan biaya administrasi surat kendaraan bermotor yang naik lebih dari 100%.
Sementara itu, Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal memperkirakan inflasi sepanjang Januari 2017 dapat melaju di atas 0,6% atau lebih tinggi dari Desember 2016 sebesar 0,42% dengan pendorong terbesar dari administered price.