Bisnis.com, MEDAN - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Sumatra bagian Utara menghentikan proyek pembangunan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV Nias-Teluk Dalam.
Adapun, pada Selasa (31/1/2017), puluhan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Kepulauan Nias Terang melakukan unjuk rasa untuk memprotes keputusan tersebut.
Pimpinan aksi Chandra Arby Bugis menuturkan pembangunan transmisi tersebut sangat vital bagi ketersediaan listrik di Nias. Apalagi, sebelumnya Presiden Joko Widodo sendiri yang melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunannya pada Agustus 2016.
“Kami sangat menyayangkan keputusan PLN tersebut. Seharusnya proyek pembangunan ini sudah selesai pada April 2017. Pada Oktober 2017 kontrak pasokan listrik di Nias dari APR kan akan berakhir. Jadi seharusnya diprioritaskan,” jelas Chandra.
Selanjutnya, dia meminta kepada General Manager PLN UIP II Sumbagut Jurlian Sitanggan untuk melanjutkan proyek tersebut.
“Kami juga meminta kepada penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan serta KPK agar melakukan audit terhadap proyek SUTT 70 kV di sana,” tambahnya.
Setelah melakukan aksi, perwakilan aliansi masyarakat pun diterima oleh PLN UIP II Sumbagut. Pascapertemuan, juru bicara aliansi masyarakat Yanuari Zebua mengatakan, PLN menjelaskan penghentian pembangunan akibat kendala teknis internal.
“Mereka memang akan melanjutkan proyek dan ditarget selesai pada Mei 2017. Sekarang sedang evaluasi, makanya dihentikan sementara. Tapi kami akan terus mengikuti perkembangan hingga waktu yang ditentukan itu. Kalau tidak juga selesai, kami akan kembali datang mempertanyakan masalah itu,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Sofyan Basyir dalam keterangan tertulis memerinci, pembangunan SUTT 70 kV ini terdiri dari 393 tower.
SUTT ini dibangun untuk meningkatkan penyaluran daya listrik dari MPP Idanoi dan akan disalurkan hingga Teluk Dalam. Adapun, penyaluran baru untuk Gunung Sitoli, karena keterbatasan kemampuan jaringan.