Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga konsumen Singapura naik untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun. Hal ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada ekonomi kota di negara tersebut.
Seperti dilansir Bloomberg (Senin, 23/1/2017), indeks harga konsumen (consumer-price index/CPI) naik 0,2% pada Desember dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Angka tersebut lebih besar dari prediksi rata-rata 16 ekonom dalam survey Bloomberg dengan kenaikan sebesar 0,1%.
Sementara itu, inflasi inti – selain biaya akomodasi dan transportasi jalan swasta – naik 1,2% pada Desember dibandingkan dengan setahun sebelumnya dan sesuai dengan prediksi.
Biaya minyak yang lebih rendah serta langkah-langkah pemerintah untuk menahan nilai properti telah mendorong harga konsumen turun pada negara yang bergantung terhadap perdagangan tersebut sejak November 2014.
Pihak otoritas moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS), yang menggunakan nilai tukar sebagai alat kebijakan utamanya daripada suku bunga, telah memprediksi kenaikan inflasi menjadi antara 0,5%-1,5% tahun ini.
Hal itu dapat memberi alasan untuk tetap bertahan pada kebijakan netralnya dalam pertemuan kebijakan selanjutnya pada April seiring mulai bertumbuhnya ekspor.
“Kenaikan CPI ditopang oleh naiknya harga bensin. Pada 2017, kami perkirakan harga akan berlanjut naik menjadi rata-rata 1,1%. Saat ini, kami tidak memperkirakan perubahan apapun dalam kebijakan MAS,” ujar Jonathan Koh, Ekonom Standard Chartered Plc.
Sementara itu, harga makanan yang berkontribusi sekitar 22% dari harga konsumen, naik 2% pada Desember dibandingkan dengan setahun sebelumnya.