Bisnis.com, JAKARTA—Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2016 tercatat surplus sekitar US$990 juta.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada Senin (16/1/2017), jumlah tersebut naik dari posisi neraca perdagangan November 2016 yang tercatat US$837,8 juta.
Data tersebut di atas konsensus Bloomberg yang memprediksi neraca perdagangan surplus US$902 juta pada Desember 2016. Survei tersebut dilakukan kepada 14 ekonom.
Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan neraca perdagangan Desember 2016 masih mencatatkan surplus akibat ekspor meningkat terutama yang digerakkan oleh perbaikan harga komoditas.
Berdasarkan catatan Bisnis, bank sentral memproyeksikan surplus neraca perdagangan Desember 2016 mencapai US$0,82 miliar yang didorong oleh kenaikan ekspor beberapa komoditas seperti pada tekstil, tembaga, karet, nikel, dan batu bara.
Pada Desember 2016 (month-to-month/mtm), ekspor komoditas minyak sawit mentah naik 0,28%, batu bara meningkat 6,78%, tembaga 21%, karet 21%, dan nikel tumbuh 55%.
Selain itu, bank sentral juga memproyeksi adanya kenaikan barang konsumsi dan barang modal secara bulanan. Sementara bahan baku agak sedikit menurun kendati secara tahunan tetap mengalami kenaikan sekitar 4%.