Bisnis.com, JAKARTA – Nielsen Indonesia memproyeksikan penjualan produk konsumer di sekitar Natal dan Tahun Baru 2016 adalah yang terburuk dalam 10 tahun.
Direktur Eksekutif, Nielsen Indonesia, Yongky Surya Susilo mengatakan kelesuan konsumsi produk konsumer terjadi sejak Juli, setelah periode konsumsi tinggi sekitar Ramadan dan Lebaran.
Kinerja penjualan semakin memburuk menjelang akhir 2016. Volume penjualan bahkan hanya tumbuh 0,4% year on year pada November dengan nilai penjualan tumbuh 4%.
“Data Desember baru dua minggu pertama, masih jelek. Tadinya saya berharap Desember melejit dan membantu angka Oktober dan November. Suasana Natal dan Tahun Baru terburuk dalam 10 tahun, kabarnya,” kata Yongky kepada bisnis, Rabu (4/1/2017)
Yongky menjelaskan faktor perlambatan ekonomi daya beli adalah pemicu utama penurunan tingkat konsumsi FMCG. Namun, tekanan atas permintaan semakin berat pada semester II/2016 saat program tax amnesty bergulir.
Program tax amnesty menyerap dana yang biasanya berputar di masyarakat Pemilik modal, jelasnya, menyisihkan dana untuk membayar tebusan deklarasi atau repatriasi aset.
“Proyek properti jadi tertunda, investasi juga ditunda. Hasilnya trickle down effect-nya hilang. Tukang tidak kebagian pekerjaan karena proyek properti seret, penjualan barang-barang juga berkurang,” kata Yongky.