Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Lesu, Produsen Kemasan Tunda Beli Plastik

mayoritas produsen kemasan belum berani membangun stok karena pasar sangat lesu pada semester II/2016.

Bisnis.com, JAKARTA – Kelesuan permintaan dari industri pengguna kemasan membuat produsen mengurangi pembelian resin plastik.

Ketua Umum Asosiasi Industri Kemas Fleksibel Indonesia (Rotokemas) Felix Hamidjaja mengatakan pergerakan harga plastik tidak terlalu berpengaruh pada kinerja industri kemasan karena harga relatif masih rendah dibandingkan sebelum 2016.

Dia menjelaskan mayoritas produsen kemasan belum berani membangun stok karena pasar sangat lesu pada semester II/2016. Produsen kemasan saat ini hanya membeli resin plastik sesuai kebutuhan produksi.

“Menumpuk barang pada pasar seperti ini, enggak ada yang berani. Sekarang semuanya saya rasa masih wait and see. Order juga masih sepi, belum ada kelihatan perubahan permintaan,” kata Felix, Rabu (4/1/2016).

Mayoritas kemasan yang digunakan oleh industri di Indonesia adalah kemasan plastik. Porsi material plastik fleksibel mencapai 42% dari total bahan baku yang digunakan oleh industri kemasan, diikuti oleh kemasan kardus sebanyak 28%, dan kemasan plastik solid sebanyak 14%.

Perlambatan pertumbuhan kinerja industri makanan dan minuman membuat omzet industri pengemasan cuma tumbuh 3%—4% pada 2015 menjadi sekitar Rp80 triliun.

Survei Markit menunjukkan pabrik-pabrik di Tanah Air kembali mengurangi produksi pada Desember, dengan laju penurunan output paling tajam sejak periode pasca-Lebaran pada Juli. Penurunan volume produksi dilaporkan oleh 22% pengelola pabrik yang disurvei Markit.

Alasan para produsen mengurangi produksi adalah kondisi pasar yang tidak kunjung membaik. Order dalam negeri dan order dari luar negeri meneruskan pelemahan pada Desember. Permintaan dari luar negeri bahkan mengalami penurunan paling tajam sejak Oktober 2015.

Pengurangan produksi di tengah kelesuan permintaan membuat stok barang jadi dan stok bahan baku menipis di gudang pabrik. Sebanyak 19% dari responden melaporkan penurunan persediaan komponen dan bahan baku di gudang mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper