Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri optimistis target pertumbuhan industri manufaktur 5,2%—5,4% pada 2017 bisa tercapai.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan target pertumbuhan industri manufaktur yang ditetapkan Kemenperin bisa tercapai mengikuti pemulihan perekonomian Indonesia.
“Sangat mungkin tercapai terutama untuk industri padat karya. Saya lihat setelah penerapan PP no. 78/2015 minat investasi ke industri padat karya sangat tinggi,” katanya kepada bisnis, Kamis (22/12/2016).
Hariyadi meminta pemerintah daerah konsisten menerapkan aturan soal kenaikan upah minimum tersebut untuk mendukung daya tarik investasi ke industri padat karya di wilayahnya.
Perkembangan industri padat karya, jelasnya, sangat penting untuk memperkuat dampak investasi dan produksi industri terhadap penyerapan tenaga kerja.
Hariyadi juga meminta pemerintah mendorong perkembangan ke industri manufaktur subtitusi impor agar investasi di sektor industri lebih berkualitas mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ketua Asosiasi Produsen Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengatakan kenaikan tajam harga karet di pasar komoditas global menandakan industri berbasis karet mulai tumbuh kuat, terutama ban.
Dia menjelaskan produksi ban berkaitan erat dengan harga komoditas karet karena industri tersebut menyerap sekitar 85% dari total produksi karet dunia. Di sisi lain, pemulihan ekonomi akan berdampak segera terhadap permintaan ban sebagai salah satu komponen utama infrastruktur logistik.
“Jadi terus saling mempengaruhi. Jika ekonomi mulai tumbuh kebutuhan atas kendaraan komersial semakin tinggi. Di Indonesia, apalagi, pembangunan infrastruktur pasti mendorong permintaan atas kendaraan bermotor,” kata Azis.
Kemenperin memperkirakan menargetkan industri manufaktur tumbuh pada kisaran 5,2%—5,4% pada 2017 atau lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan sebesar 5,1% pada APBN 2017.
Sektor industri tekstil dan produk tekstil tumbuh 1,6%--1,8%, industri karet, barang dari karet, dan plastik tumbuh 2,1%--2,5%, sedangkan industri logam dasar diperkirakan bisa tumbuh 3,8%--4%.
Produk domestik bruto sektor industri tekstil dan produk tekstil pada 2016 diperkirakan menyusut 0,4%--0,9% pada 2016, sedangkan industri karet yang tergabung dalam sektor industri karet, barang dari karet, dan plastik diperkirakan terkontraksi hingga 8,8%.