Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Elektronik Indonesia Tak Kompetitif, Ini Penyebabnya

Beberapa insentif yang bisa diberikan pemerintah adalah fasilitas pajak bagi investasi baru dan penurunan tarif impor bagi bahan baku.
Pedagang menata barang elektronik yang dijual di kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (25/8)./Antara
Pedagang menata barang elektronik yang dijual di kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (25/8)./Antara

Bisnis.com, JAKARTAKetergantungan pada komponen dasar impor membuat industri elektronik Indonesia tidak kompetitif.

Ketua Jakarta Japan Club, Tomofumi Fukuda mengatakan Indonesia belum memiliki industri dasar sebagai pemasok komponen industri perakitan elektronik.

Faktor tersebut membuat industri perakitan elektronik di Tanah Air bergantung kepada pasokan komponen impor. Ketergantungan atas produk impor membuat industri elektronik Indonesia kurang kompetitif karena risiko rantai pasok dan kurs.

“Kami berdiskusi soal daya saing, misalnya saat ini, kita [industri Indonesia] tidak memiliki fasilitas manufaktur dasar untuk produk elektronik,” kata Fukuda seusai bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Senin (19/12/2016).

Salah satu kelompok industri elektronik yang bergantung kepada komponen dasar impor adalah alat elektronik pendingin seperti lemari es dan penyejuk ruangan.

Fukuda mengatakan seluruh kompresor dan motor yang digunakan dalam produk lemari es dan AC adalah produksi industri luar negeri.

Dia berharap pemerintah mengambil kebijakan untuk menarik mendorong investor masuk membangun pabrik kompresor dan motor. Pembangunan industri tersebut bisa meningkatkan daya saing industri elektronik yang sudah ada di Indonesia, sekaligus menarik investasi baru di industri perakitan elektronik.

Beberapa insentif yang bisa diberikan pemerintah adalah fasilitas pajak bagi investasi baru dan penurunan tarif impor bagi bahan baku.

Selain itu, pemerintah diminta mempertimbangkan fasilitas pengurang penghasilan kena pajak yang lebih besar bagi aktivitas pelatihan pekerja yang dibiayai perusahaan.

“Pemerintah bisa mendorong lebih banyak orang dikirim ke Jepang agar mereka bisa dilatih hingga meraih sertifikat. Pemegang sertifikat tersebut kemudian bisa melatih yang lain,” kata Fukuda.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, mengatakan saat ini pemerintah sudah memberikan fasilitas tax allowance buat industri dasar elektronik.

Namun, dia mengakui fasilitas tersebut belum berhasil mendorong pembangunan industri dasar seperti komporesor atau motor.

“Sekarang sudah ada tax allowance. Kami akan pelajari mengapa insentif yang ada masih belum cukup,” kata Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper