Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Total E&P: Masa Puncak Produksi Migas Blok Mahakam Sudah Lewat

Perusahaan eksplorasi minyak Total E&P menjelaskan masa puncak produksi minyak dan gas pada Blok Mahakam, Kalimantan Timur sudah terlewati, yaitu 2007.
Blok Mahakam/Ilustrasi-Bisnis.com-Nadya Kurnia
Blok Mahakam/Ilustrasi-Bisnis.com-Nadya Kurnia

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Perusahaan eksplorasi minyak Total E&P menjelaskan masa puncak produksi minyak dan gas pada Blok Mahakam, Kalimantan Timur sudah terlewati, yaitu 2007.

"Untuk melampaui puncak produksi seperti yang terjadi pada 2007 kemungkinannya kecil. Namun saat ini semuanya tergantung dari strategi dan teknologi yang ada," kata Vice President Field Operasional Total E&P Indonesia John Anis di Balikpapan, Kamis (10/11/2016).

Dia juga menegaskan kesulitan tersebut disebabkan faktor alam yang memang susah diproduksi. Pada 2007 produksi dari Blok Mahakam mendekati 600.000 barel per hari untuk gas, sedangkan minyak terus mengalami penurunan.

Kemudian untuk kondensat atau gas yang ikut dalam liquid (cairan) mendekati 100.000 barel per hari. John juga mengatakan bahwa kemungkinan serta potensi muncul lagi atau bahkan melebihi masih ada, tergantung dari peak yang terjadi.

Adapun pada akhir 2015 untuk produksi gas hanya kisaran 400.000 barel per hari. Total E&P tidak lagi memperpanjang kontrak dengan Blok Mahakam dan nantinya akan dikelola Pertamina.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyatakan PT Pertamina akan mengelola sepenuhnya Blok Mahakam mulai tahun 2018 menyusul telah selesainya pengalihan blok migas itu.

"Saya dan Pak Arcandra melaporkan penyelesaian pengalihan pengelolaan Blok Mahakam ke Pertamina sudah selesai, sehingga pada 2018 akan dikelola sepenuhnya oleh Pertamina," kata Jonan.

Dia menyebutkan penyelesaian pengalihan blok migas itu merupakan arahan Presiden Jokowi saat dirinya baru bertugas menjadi Menteri ESDM.

"Kementerian ESDM harus menyelesaikan proses pengalihan pengelolaan Blok Mahakam. Itu yang dilaporkan ke Presiden," katanya.

Kemudian mengenai penurunan harga gas untuk industri, mantan Menhub itu mengatakan harus ada konsensus dulu dengan Kemenperin. "Nanti saya akan menghadap ke Menperin untuk diskusi, setelah itu baru kita ambil keputusan," katanya.

Dia optimistis penurunan harga gas untuk industri bisa diberlakukan dalam waktu dekat. "Insya Allah bisa, tunggu dululah, sekarang masih dibahas," katanya.

Wamen ESDM Archandra Tahar juga menyebutkan penurunan harga gas untuk industri sedang dibahas. 

"Sedang dibahas, tunggu karena kita ingin dievaluasi secara menyeluruh baik dari sisi industrinya, siapa yang bisa menerimanya, berapa impactnya kalau harga gas diturunkan dan dampak ke masing-masing industri," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper