Bisnis.com, MAKASSAR - Indeks harga konsumen di Sulawesi Selatan secara bulanan kembali mencatatkan deflasi pada Oktober 2016 kendati dalam angka relatif sangat terbatas yakni 0,001%.
Meredanya tekanan harga komoditas pangan menjadi pembentuk utama deflasi Sulsel pada Oktober 2016 setelah mencatatkan inflasi mencapai 0,32%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Nursam Salam mengemukakan pembentukan deflasi sepanjang bulan lalu juga dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok sandang serta tarif transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang cenderung mengalami penyesuaian.
"Sejumlah komoditas pangan dalam kelompok pengeluaran ada penurunan harga, selain itu tarif jasa pengiriman logistik maupun transportasi serta komunikasi yang relatif turun juga memberikan andil dalam deflasi," katanya, Selasa (1/11/2016).
Menurut Nursam, pembentukan deflasi yang hanya berada pada angka 0,001% dipengaruhi oleh tekanan dari kenaikan indeks harga pada empat kelompok pengeluaran yang tetap mengalami kenaikan sepanjang bulan lalu yakni kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, listrik, air dan gas, kelompok kesehatan serta pendidikan.
Secara terperinci, kelompok makanan jadi mengalami kenaikan sebesar 0,14%, kemudian perumahan, listrik, air dan gas 0,33%, serta kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan masing-masing mencatatkan kenaikan indeks sebesar 0,23% dan 0,08%.
Secara kumulatif, laju inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2016 masih berada pada level 2,17% tidak mengalami perubahan dari posisi bulan sebelumnya, sedangkan laju inflasi tahunan (year on year/YoY) menjadi 3,15%.