Bisnis.com, JAKARTA – Perum Perhutani menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam penelitian pengelolaan hutan berbasis masyarakat.
Peneliti Fakultas Kehutanan UGM dan IPB akan meriset faktor-faktor interaksi masyarakat yang paling berperan dalam mendorong keberhasilan pengelolaan hutan di konsesi Perhutani. Kedua kampus itu juga akan merumuskan strategi model bisnis yang tepat pada kawasan hutan.
Direktur Utama Perhutani Denaldy M. Mauna mengatakan kepakaran fakultas kehutanan dua perguruan tinggi tersebut tidak diragukan. Hasil riset bersama diharapkan dapat memberikan masukan tentang model pengelolaan sumber daya hutan, khususnya pola pemanfaatan hutan dengan pangan, yang tepat di masa depan.
“Saya yakin pakar-pakar kehutanan yang hebat tersebut apabila disatukan akan menghasilkan karya luar biasa berupa kajian bisnis model pengelolaan hutan untuk Perum Perhutani ke depan,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (27/10/2016).
Perhutani mengelola 2,4 juta ha kawasan hutan di Jawa dan Madura yang padat penduduk. Perusahaan pelat merah itu menerapkan komposisi sistem tebang dan tanam 1:9. Artinya, dari setiap hektare yang ditebang, Perhutani menanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan.
Tidak kurang dari 5.300 desa berada di sekitar kawasan hutan Perhutani yang kerap kali memiliki persoalan terkait pengelolaan hutan di lokasi-lokasi yang interaksi masyarakatnya tinggi.
Perum Perhutani telah bermitra dengan lebih kurang 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan memberikan kontribusi bagi hasil lebih kurang Rp36,7 miliar selama 5 tahun terakhir. Ada juga kontribusi dari tanaman pangan seperti jagung dan padi.