Bisnis.com, JAKARTA - Industri keramik nasional mengapresiasi paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dapat meningkatkan daya saing industri.
"Salah satu yang kami apresiasi adalah upaya penurunan harga gas pada Paket Kebijakan Ekonomi ke-3," kata Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga saat dihubungi di Jakarta, Selasa (18/10/2016).
Elisa menyampaikan, kebijakan tersebut ditengarai dapat mendongkrak daya saing industri keramik nasional, mengingat kontribusi penggunaan gas sebagai energi mencapai 30-35 persen terhadap seluruh ongkos produksi industri keramik.
Namun demikian, Elisa menyampaikan bahwa pelaku industri keramik nasional masih menunggu realisasi penurunan harga gas yang hingga saat ini masih digodok.
Menurutnya, semakin cepat penurunan harga gas industri terealisasi, maka akan semakin cepat mendorong daya saing industri dalam negeri, termasuk keramik.
"Presiden sudah janji, dan kami masih mananti realisasinya, karena ini mendorong daya saing industri," ungkap Elisa.
Elisa menambahkan, upaya pemerintah untuk mengembalikan geliat industri properti di dalam negeri mampu mendorong industri keramik nasional yang saat ini mengalami kelesuan.
Salah satunya adalah adanya kebijakam amnesti pajak, yang diharapkan dapat berdampak positif terhadap industri properti dalam negeri.
"Jika pertumbuhan properti baik, pertumbuhan keramik juga akan meningkat, karena saat ini ekonomi global masih belum pulih," ungkapnya.
Industri Keramik Apresiasi Paket Kebijakan Ekonomi Kokowi-JK
Industri keramik nasional mengapresiasi paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dapat meningkatkan daya saing industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
50 menit yang lalu
Strategi Portofolio JP Morgan, Saham Komoditas Jadi Favorit
2 jam yang lalu