Bisnis.com, JAKARTA – Data resmi inflasi China yang dirilis hari ini juga menunjukkan kenaikan pada harga konsumen, sehingga meredakan kekhawatiran investor akan kesehatan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut setelah laporan data perdagangan yang mengecewakan kemarin menggoyahkan pasar global.
Seperti dilansir Reuters (Jumat, 14/10/2016), indeks harga konsumen (consumer-price index/CPI) naik 1,9% pada September dibanding setahun sebelumnya, utamanya karena harga makanan yang lebih tinggi.
Indeks harga makanan naik 3,2% pada September dari sebelumnya mencapai 1,3% pada Agustus.
Pencapaian CPI pada September tersebut lebih baik dari prediksi para analis dengan kenaikan sebesar 1,6%. Adapun pada Agustus, indeks harga konsumen mencapai 1,3%, level terendah dalam 10 bulan.
Rebound pada pertumbuhan CPI sebagian besar disebabkan oleh faktor musiman, sementara tren pertumbuhan keseluruhan terlihat cukup stabil. “Hal tersebut juga menghilangkan kekhawatiran sebelumnya akan risiko deflasi,” ujar Zhang Yongjun, Analis China International Centre for Economic & Technical Exchanges.
Di sisi lain, indeks harga produsen (producer-price index/PPI) China pada September 2016 mencatatkan nilai positif, setelah lama berkubang dalam angka negatiif.
PPI China yang mencatatkan angka deflasi selama lima tahun, untuk pertama kalinya pada September ini menembus angka inflasi.
PPI China pada September tercatat inflasi sebesar 0,1%. Setelah pada Agustus, deflasi melunak ke angka 0,8%.
Inflasi China
September | 1,9 |
Agustus | 1,3 |
Juli | 1,8 |
Sumber: Bloomberg, 2016