Atap tak hanya untuk melindungi rumah dari terik matahari dan hujan, tetapi juga menunjang nilai estetika sebuah bangunan. Itulah mengapa atap memiliki banyak sekali model. Desain atap pun kini banyak dikreasikan menjadi bentuk yang unik dan menarik.
Jika Anda sedang mencari ide model atap rumah yang menarik, coba simak sejenak ulasan berikut. Dari banyaknya ragam, ada empat model atap rumah yang populer di Indonesia, diantaranya:
Atap Datar
Ini adalah model atap yang diklaim paling sederhana, mudah dibuat dan hemat biaya. Terutama bila dibandingkan dengan model atap lainnya. Atap bisa menggunakan berbagai jenis material seperti beton bertulang, seng tebal, asbes, dan lain-lain.
Keunggulan atap datar ialah mudah dibersihkan dan diperbaiki karena berbentuk datar. Kelemahannya, model atap ini riskan pada genangan dan kebocoran di musim hujan. Itulah mengapa perlu perhatian lebih pada sistem drainasenya. Selain itu, perlu juga memperhitungkan sirkulasi udara yang baik, agar ruangan di bawah tidak terasa panas.
Atap Sandar
Model atap ini umumnya digunakan untuk bangunan tambahan seperti selasar atau emperan. Biasanya juga dipakai untuk sejumlah desain atap rumah modern. Desainnya menggabungkan atap sandar dan model pelana.
Dari tampilannya, sisi kemiringan atap ini biasnaya tidak sama dengan atap utama. Penggunaannya membuat rumah tampak lebih besar dan tak terlalu minimalis. Atap sandar banyak ditemui di daerah tepi pantai atau kawasan yang banyak angin kecang. Arsitek modern saat ini banyak menggunakan model atap sandar dengan inovasi bentuk yang lebih cantik dan unik.
Atap Pelana
Ini adalah model atap rumah yang paling populer di Tanah Air. Desainnya membentuk huruf "V" terbalik, tampil sederhana dan mudah dibuatnya. Model atap yang pas diterapkan pada rumah tradisional hingga modern.
Bentuk atap yang memiliki bidang miring ini mampu menciptakan daya serap radiasi dan panas dengan baik. Guyuran hujan juga bisa segera mengalir ke bawah tanpa ada genangan. Membuatnya pun terbilang cepat dan simple.
Kini atap pelana memiliki sejumlah variasi seperti membentuk huruf A dengan ujung yang menjuntai panjang dan hampir menyentuh tanah. Desain ini membuat atap memiliki dwi-fungsi, yakni sebagai atap sekaligus dinding.
Atap Perisai atau Limasan
Model atap perisai atau limasan merupakan pengembangan dari atap pelana. Bidang miring pada semua sisinya terdiri dari 2 bidang segitifa dan 2 bidang trapesium. Sudut kemiringan yang digunakan umumnya sekitar 30 hingga 40 derajat.
Untuk daerah dengan kekuatan angin besar, model atap ini sangat direkomendasikan. Angin kencang yang berhembus akan mengitari sekeliling atap hingga kekuatan terpecah dan tenaga berkurang.
Model atap perisai juga sangat baik sebagai pelindung dari berbagai cuaca. Namun, pembuatannnya cukup kompleks karena memiliki struktur yang tak mudah. Butuh perencanaan matang dan perhitungan yang teliti. Selain itu, material yang digunakan relatif lebih banyak dan butuh biaya besar.