Bisnis.com, JAKARTA—Empat Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mengajukan dokumen penawaran untuk mengikuti tender proyek pembangunan dua ruas tol usulan BUJT, yakni Jakarta—Cikampek Elevated II serta Krian—Legundi—Bunder—Manyar dengan total nilai investasi mencapai Rp22 triliun.
Ketua Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol, Eka Pria Anas menyampaikan batas waktu pengajuan dokumen penawaran bagi BUJT yang telah dinyatakan lulus prakualifikasi selesai pada akhir September lalu.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) lanjutnya tengah mengkaji dokumen penawaran yang sudah disampaikan empat BUJT tersebut.
Eka menyebut terdapat dua badan usaha yang akan bersaing untuk ruas Jakarta—Cikampek II elevated sepanjang 36,4 km, yakni Konsorsium PT Jasa Marga Tbk dengan PT Ranggi Sugiron Perkasa.
Emiten berkode saham JSMR itu menjadi pemegang kendali dalam konsorsium dengan porsi 80% sedangkan PT Ranggi Sugiron sebesar 20%. Satu badan usaha lainnya yaitu PT Waskita Karya Tbk yang melaju seorang diri.
Sementara untuk ruas Krian—Legundi—Bunder—Manyar sepanjang 39 km, diminati oleh PT Waskita Karya Tbk dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 55% menggandeng dua mitra lainnya PT Energi Bumi Mining sebesar 25% dan PT Panca Wira Usaha Jawa Timur sebesar 20%. Konsorsium tersebut akan beradu dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk.
“ Evaluasi dokumen penawaran akan kami lakukan selama kurang lebih dua minggu. Kami targetkan pada awal November sudah ada penetapan pemenangnya,” ujarnya akhir pekan ini
Selain itu Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menyatakan terdapat penambahan ruas dari yang semula hanya Krian--Legundi – Bunder sepanjang 30 Km menjadi 39 Km karena diperpanjang hingga Manyar. Lewat penambahan ruas ini pula biaya investasi awal yang ditaksir mencapai Rp6 triliun membengkak menjadi sekitar Rp8 triliun.
Jalan tol Krian-Manyar sebagian besar menggunakan elevated (menggantung) sehingga pengerjaanya memakan biaya mahal. Sedangkan dana pembebasan lahan diproyeksikan senilai Rp1 triliun, karena lahan yang akan dibebaskan sebagian besar berupa sawah, tegalan, tambak dan tanah milik pengairan.
“Hingga kini pembebasan lahan ruas ini terus dilakukan dan ditargetkan konstruksi bisa mulai dilakukan 2017 , sehingga mampu beroperasi pada 2019,” ujar Eka
Penambahan ruas hingga Manyar diperkirakan mampu mempercepat pengembangan kawasan industri wilayah Jawa Timur. Sebab, di wilayah Manyar memiliki 3 kawasan industri skala besar yang terkoneksi dengan pelabuhan.
Sementara itu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk tengah mengkaji kemungkinan pemakaian struktur baja untuk proyek Jakarta—Cikampek Elevated yang diprakarsai perseroan. Hal tersebut sesuai dengan permintaan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang ingin meningkatkan pemakaian baja pada proyek infrastruktur, termasuk jalan tol..
Sejauh ini perseroan mengestimasikan biaya investasi tol layang ini dengan menggunakan struktur beton berkisar antara Rp12 triliun-- Rp17 triliun. Proses pembangunan jalan tol ini diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih 15 bulan supaya mampu operasional pada pertengahan 2018.
Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna menyatakan badan usaha yang memprakarsai usulan pembangunan ruas tol baru akan memperoleh keuntungan bila pemerintah menyetujui pelelangannya. Keuntungan tersebut antara lain mendapatkan hak untuk menawar kembali (right to match) dalam masa pelelangan, atau hak mendapatkan bonus seperti 10% diskon nilai proyek dari penawar terendah, ataupun pembelian atas hak prakarsa.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk M. Choliq mengatakan akan kembali mengikuti pelelangan beberapa ruas tol guna menambah kepemilkan ruas tol sepanjang 250 km. Kendati demikian dia belum mau menyebutkan tender yang sedang diikuti perseroan untuk proyek lainnya.
“ Ruas lain belum bisa kami beritahukan, tapi yang jelas kami sudah memasukkan dokumen penawaran untuk Japek Elevated II serta Krian—Manyar,” katanya.