Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian optimistis dwelling time pada tahun ini bisa mencapai angka 2.
Edy Putra Irawady, Deputi Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan optimistis tahun ini dwelling time bisa menyentuh angka 2 dengan sejumlah terobosan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan.
“Kemarin sudah menyentuh angka sekitar 3,7 lalu menyentuh angka 3 di Tanjung Priok dan dengan terobosan dari Pak Heru [Direktur Jenderal Bea dan Cukai],” ungkap Edy, Jumat (5/8/2016).
Menurut Edy, Kementerian Keuangan melalui Ditjen Bea dan Cukai sudah memberikan kebijakan bahwa pengurusan kepabeanan impor dan ekspor bisa dilakukan tanpa kehadiran pemilik barang. Hal itu dilakukan agar mempersingkat dwelling time.
Problem kedua, kata Edy, setelah custom clearance yaitu saar pengeluaran barang bisa diperiksa tanpa ada pemilik barang. Awalnya, pemilik barang wajib hadir agar memastikan barang tidak tertukar.
“Itu sudah sesuai SK Dirjen dan untuk custom clearance tinggal post clearance dimana oleh Otoritas Pelabuhan bisa mengeluarkan barang tanpa ada pemilik barang, kalau itu bisa dilakukan maka 2,5 saja bisa selesai,” jelas Edy.
Pasalnya pekan depan Edy akan melakukan rapat kembali untuk mengevaluasi proses penurunan angka dwelling time. Menurutnya, sinergisasi antara Otoritas Pelabuhan dengan Ditjen Bea dan Cukai akan mempercepat segala proses tersebut.
Sementara itu Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pada angka terakhir sudah mengalami perbaikan meski belum signifikan.
“Dwelling time sudah ada perbaikan meski belum terlalu cepat,” tuturnya.
Berdasarkan pemantaian Bisnis pada Sistem Informasi Dwelling Time Tanjung Priok, dwelling time per Juli 2016 masih menyentuh angka 3,3 dengan rata-rata dwelling time impor 2,59 dan ekspor 3,35. Sementara transshipment masih terhitung 4,7.