Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKUISISI SAHAM NEWMONT: Teka-teki Arifin Panigoro

Kakak beradik Arifin dan Hilmi Panigoro, pemilik Group Medco, bersama Muhammad Lutfi yang tercatat sebagai Presiden Komisaris PT Medco Energi Internasional Tbk., Senin (28/3) muncul di Istana Presiden. Mereka masuk kompleks istana pukul 11.00 WIB dan baru keluar pukul 12.40 WIB
Arifin Panigoro/Bisnis
Arifin Panigoro/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA- Kakak beradik Arifin dan Hilmi Panigoro, pemilik Group Medco, bersama Muhammad Lutfi yang tercatat sebagai Presiden Komisaris PT Medco Energi Internasional Tbk., Senin (28/3/2016) muncul di Istana Presiden. Mereka masuk kompleks istana pukul 11.00 WIB dan baru keluar pukul 12.40.

Ketiganya seperti menjadi tamu spesial bagi Presiden Joko Widodo. Kedatangan mereka di luar agenda resmi Presiden. Bahkan Jokowi berbicara secara tertutup selama sekitar satu setengah jam dengan Arifin cs.

Kehadiran tiga serangkai dari Medco itu di Istana berdampak langsung ke lantai bursa. Harga saham Medco berkode MEDC terbang tinggi. Sekitar pukul 15.00 WIB atau sekitar empat jam setelah pertemuan tertutup di Istana, saham MEDC mula

Di penghujung perdagangan kemarin, saham Medco Energi bertengger di level Rp1.195 per saham atau melesat 13,27% dibandingkan dengan posisi pada hari sebelumnya, Rp1.055 per saham. Dalam setahun terakhir, saham MEDC telah melonjak 50,31%. 

Cerita di Istana kemarin seperti dejavu. Pada 26 November harga saham MEDC melesat 12,07%. Ketika itu, saham Medco Energi dibuka di posisi Rp1.190
kemudian ditutup pada level Rp1.300.

Faktor yang dianggap sebagai pemicu pergerakan saham MEDC pada November tahun lalu itu adalah grup Medco menyatakan akan mengakuisisi 76% saham perusahaan emas dan tembaga PT Newmont Nusa Tenggara, tambang kedua terbesar setelah Freeport Indonesia, senilai US$2,2 miliar atau sekitar Rp30 triliun.

Rencana Medco tersebut disampaikan Arifin kepada Rizal Ramli, Menko Kemaritiman (ketika itu masih sering disebut menangani juga Sumber Daya), sehari sebelumnya (25/11/2016). Salah satu poin pembicaraan keduanya adalah rencana Arifin yang akan mengembangkan tambang Newmont kendati sisa umur cadangan hanya sekitar 5 tahun ke depan.

Arifin juga berjanji Medco akan membangun smelter dan pembangkit listrik untuk mendukung operasional Newmont. Apabila ada kelebihan daya, listrik dari pembangkit tersebut akan disalurkan ke penduduk di sekitarnya.

“Pak Arifin datang, minta dukungan mau ambil alih 76% saham Newmont. Bukan dikasih, itu mah B to B (business to business),” katanya ketika itu.

Saham Newmont Nusa Tenggara saat ini dimiliki oleh 56% oleh Nusa Tenggara Partnership B.V, 24% oleh PT Multi Daerah Bersaing, 17,8% oleh PT Pukuafu Indah dan 2,2% dimiliki oleh PT Indonesia Masbaga.

Sepanjang tahun lalu, produksi emas tambang Batu Hijau yang dioperasikan Newmont mencapai 676.000 ounce. Jumlah tersebut jauh di atas realisasi 2014 yang hanya mencapai 76.000 ounce.

Alhasil, kontribusi emas dari tambang tersebut terhadap produksi konsolidasi seluruh tambang Newmont di dunia mencapai 11,85%, naik dari tahun sebelumnya sebesar 1,45%.

Produksi tembaga korporasi ini juga mengkilap. Sepanjang tahun lalu, produksi tembaga Newmont mencapai 494 juta pon, jauh melebihi realisasi tahun sebelumnya yang sebanyak 156 juta pon.

Eksploitasi Batu Hijau diproyeksi baru selesai pada 2024. Kemudian akan dilanjutkan eksploitasi Blok Elang yang konon memiliki potensi sama dengan Batu Hijau.

URUSAN BISNIS

Kedatangan Arifin, Hilmi dan Lutfi yang sempat menjadi Menteri Perdagangan pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, kemarin pun dikait-kaitkan dengan rencana besar Medco mengakuisisi saham Newmont itu.

Meski tidak menyebut-nyebut tentang akuisisi Newmont, Lutfi mengatakan kedatangannya adalah untuk urusan bisnis bukan mengenai tawaran jabatan menteri.

“Enggak ada pelantikan (tawaran jabatan Menteri), urusan dagang kok. Nanti lihat saja Kamis ya,” ujar Lutfi yang mulai menjabat Presiden Komisaris Medco Energi sejak November 2015.

Namun, rencana akuisisi Newmont mungkin bukan satu-satunya urusan yang dibicarkan dalam pertemuan tertutup itu. Medco Energi punya dua lagi urusan besar di industri minyak dan gas.

Kelompok usaha milik Panigoro ini tercatat sebagai wakil swasta yang ikut dalam pertemuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan kolega dari Iran pada 23 Februari lalu.

Salah satu investasi yang ditawarkan Iran kepada investor Indonesia adalah untuk mengembangkan 29 blok migas di Negara Mullah itu. Urusan ketiga Medco dengan pemerintah adalah menyangkut blok migas di Lematang, Sumatra Selatan. PT Medco E&P Indonesia, anak usaha MEDC, masih menantikan keputusan pemerintah terkait perpanjangan kontrak bagi hasil yang akan habis 5 April 2017.

Meski Lutfi, diperkuat juga oleh Arifin, menegaskan bahwa kedatangan petinggi Medco ke Istana murni urusan bisnis, spekulasi tentang reshuffle kabinet tetap muncul. Pasalnya, sekitar 2 minggu lalu Presiden memberikan sinyal perombakan kabinet.

“Lebih dari itu (reshuffle), pokoknya lihat Kamis ya, saya belum boleh ngomong,” kata Arifin.

Rumor dan berbagai spekulasi sepertinya akan terjadi terus sampai dengan hari Kamis, waktu yang dijanjikan Arifin dan Lutfi untuk menjelaskan semuanya. Boleh jadi, hari itu menjadi Kamis manis buat Medco .

Pasalnya, seperti dilansir Bloomberg pekan lalu, ada konsorsium Indonesia yang tengah mencari tambahan dana sekitar US$1 miliar yang akan digunakan untuk membeli saham sekaligus menguasai Newmont Nusa Tenggara.

Dan salah satu nama besar di konsorsium itu adalah Arifin Panigoro lewat Group Medco bersama bos Harum Energy, Kiki Barki. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Bisnis Indonesia (29/3/2016)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper