Bisnis.com, JAKARTA - Tidak sulit bagi pasangan Galvin dan Debby untuk menemukan rumah impian yang ingin mereka beli setelah dua tahun mengumpulkan modal sejak menikah. Keduanya hanya perlu membuka aplikasi penjualan properti online, lalu menentukan tipe, spesifikasi, harga dan lokasi rumah yang mereka inginkan.
Ada beragam pilihan hunian bagi mereka, lengkap dengan gambar dan rincian spesifikasi bangunan. Bila berminat, mereka tinggal mengeklik pilihan yang ada dan menghubungi agen yang sudah tercantum di portal tersebut.
Keduanya kini sudah menempati rumah impiannya di Depok. Kehadiran portal properti online memudahkan mereka dalam melakukan survei pasokan rumah yang ada dan menentukan pilihan pada unit yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Tren pencarian properti melalui portal properti online kian meningkat seiring penetrasi internet yang semakin meluas saat ini. Di tengah kelesuan pasar properti tahun lalu pun, pencarian properti melalui portal online terpantau meningkat.
Penetrasi internet yang kini menjangkau 34,9% penduduk Indonesia berimpak pada beragam sektor, termasuk real estate. Bila dulunya media cetak menjadi andalan bagi para pemburu properti untuk menemukan properti impian, kini pelan-pelan portal properti online mulai mendominasi.
Beberapa di antarnya yang cukup populer yakni Rumah123, Lamudi, Trovit, dan Urbanindo. Portal properti ini pun genjar mengembangkan strategi untuk memperluas jangkauan pasar dengan memanfaatkan media sosial populer, antara lain Facebook dan Twitter.
Pasar Indonesia pun memiliki karakteristik khas yang teridentifikasi dengan cukup baik oleh pengelola portal properti online ini. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan pengguna internet Indonesia saat ini didominasi oleh kalangan kelas menengah ke atas, umumnya berusia di bawah 45 tahun (58%), dengan mayoritas mendiami wilayah urban di Indonesia Barat.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan kelas menengah Indonesia mencapai 7% per tahun. Pada 2003 lalu, populasi kelas menengah Indonesia baru mencapai 37,7%, tetapi di 2010 sudah mencapai 56,6% atau sekitar 134 juta.
Di sisi lain, dari jumlah total penduduk Indonesia kini mencapai 225 juta jiwa, lebih dari setengahnya berusia di bawah 30 tahun. Di usia ini, kebanyakan orang akan membeli properti pertama mereka dalam waktu dekat.
Kombinasi antara tingginya komposisi penduduk usia produktif dan semakin meningkatnya kelas menengah memberikan optimisme bagi kelangsungan pasar properti tanah air, terutama bagi penyedia layananan pasar properti online.
Kelas masyarakat menengah dan muda tersebut kebanyakan sudah sangat melek internet dan menggunakannya sebagai sarana utama memperoleh informasi, termasuk untuk menemukan rumah pertama mereka.
Survei dari agen real estate sekaligus pengelola portal properti online Lamudi mengungkapkan, 63% penduduk Indonesia berencana untuk mencari hunian atau berpindah ke rumah baru. Uniknya, mereka melihat internet sebagai media yang tepat untuk menemukan properti yang memenuhi kebutuhan mereka.
Pasar realestat online kenyataannya sudah menjadi alat favorit bagi pencari properti. Sebanyak 84,9% responden yang disurvei Lamudi mengungkapkan, mereka menggunakan metode online untuk menemukan properti ideal. Hanya 6,7% yang masih mengandalkan metode offline seperti koran, majalah dan flyer, sementara dengan metode lainnya sekitar 8,4%.
“Hampir semua responden, yakni sebanyak 97,9%, percaya bahwa internet akan memainkan peran semakin penting dalam pencarian properti di masa mendatang,” ungkap Lamudi dalam Lamudi Real Estate Market Report, Indonesia 2015.
Menurut data Lamudi, masyarakat berusia antara 25 tahun hingga 34 tahun menguasai pencarian properti online di Indonesia. Pencari properti Indonesia pun tidak didominasi oleh gender tertentu. Demikian pun tentang siapa yang memutuskan untuk membeli properti.
Di sisi lain, data Badan Pusat Statistik menunjukkan defisit rumah saat ini mencapai 13,5 juta unit. Pasokan rumah baru tiap tahun sebelumnya rata-rata hanya mencapai 400.000 unit, sementara pertumbuhan kebutuhan mencapai dua kali lipat, yakni 800.000 unit.
Kebutuhan yang tinggi terhadap hunian dan pergeseran tren masyarakatan ke era digital menjadikan portal properti online kian populer bagi pemburu rumah. Lembaga riset Ken Research sudah membuktikan hal tersebut.
Dari penelitiannya, Ken Research sampai pada kesimpulan bahwa portal properti online telah menjadi alat penting bagi pemburu properti saat ini untuk menjual atau menyewakan, membeli atau menyewa beragam jenis properti. Popularitas tersebut akan semakin meningkat seiring meluasnya penetrasi internet di tengah masyarakat nantinya.
Promosi dan pemasaran melalui media sosial akan menjadi strategi yang efektif sebab pencari properti umumnya memanfaatkan media sosial tersebut untuk berburu properti. Pengguna Facebook di Indonesia, misalnya, menghabiskan rata-rata sekitar 4,5 menit browshing tentang real estate, sementara pengguna Twitter bahkan relatif lebih lama.