Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menilai sudah saatnya pemerintah Indonesia bersikap tegas dan menuntut pembagian keuntungan yang lebih besar kepada PT Freeport Indonesia.
Saat ini, kondisi keuangan perusahan induk yang tengah terjepit karena investasi perusahaan tambang asal Amerika Serikat di Teluk Meksiko tersebut tengah merugi.
"Freeport Indonesia itu tambang emas yang paling menguntungkan di dunia. Nah Freeport ini saat ini kepepet, nilai valuasi turun 0,25% dibanding 2010. Mereka juga rugi karena investasi US$15 miliar di Meksiko dry hole dan duit mereka hilang. Mereka kepepet dan andalan satu-satunya adalah Indonesia," ujarnya saat Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Selasa (13/10/2015).
Hal inilah yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengeruk keuntungan yang lebih besar dari Freeport karena perusahaan tambang asal AS ini akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kontraknya di Indonesia.
"Andalan satu-satunya di Indonesia, makanya mereka lobi apapun supaya kontraknya diperpanjang. Saya bilang ke Presiden untuk jadikan ini sebagai momentum," kata Rizal.
Selama ini, lanjutnya, perpanjangan kontrak karya Freeport di Indonesia selalu mudah.
Baca Juga
Rizal menduga kemudahan perpanjangan tersebut dikarenakan banyak pejabat Indonesia yang mengambil kesempatan untuk mengambil keuntungan pribadi.
"Pejabat dulu tidak paham teknik negosiasi dan terlalu mudah dilobi. Mereka harus lakukan renegoisasi kontrak, kalau tidak ya harus kembali dan menyerahkan ke pemerintah Indonesia," tutur Rizal.