Bisnis.com, SURABAYA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakini perikanan budi daya bisa menjadi jawaban dari kelesuan ekonomi yang tengah melanda Indonesia.
“Perikanan budi daya mampu menyediakan gizi dengan harga terjangkau, menunjukkan jati diri dan kedaulatan produksi dalam negeri, sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraaan pelaku usaha,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan pers, Jumat (17/9/2015).
Namun, dia menambahkan pembangunan perikanan budi daya hanya akan bertahan bilamana didukung tata kelola sumber daya air yang berkelanjutan. Pemerintah, kata dia, akan mengenalkan teknologi sirkulasi untuk menjaga kualitas dan kuantitas air.
Sistem resirkulasi akan memanfaatkan air secara optimal dengan tetap memperhatikan kualitas air selama proses budi daya. “Kami berencana membuat proyek percontohan sistem resirkulasi air dalam usaha perikanan budi daya,” ujarnya.
Selain ketersediaan air, Slamet menegaskan tambak budi daya harus ramah lingkungan. Oleh sebab itu, KKP membuat proyek penanaman mangrove di kawasan tambak di Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur.
KKP akan menanam 5.000 batang bibit mangrove di saluran air masuk kawasan tambak tersebut guna mendukung peningkatan daya dukung lahan dan menjadi nursery ground. Setelah itu, KKP akan menebar bibit udang dengan padat tebar 70–80 ekor per meter persegi.
“Di samping mengurangi abrasi, mangrove juga bermanfaat menyediakan tempat berlindung dari perubahan suhu bagi komoditas lain di luar tambak,” ujar Slamet.