Bisnis.com, Nanning-Guangxi, CHINA--Pemerintah Indonesia masih mengandalkan China sebagai sasaran ekspor pada masa mendatang, meskipun masih mencatatkan defisit besar dalam neraca perdagangan kedua negara.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan perdagangan luar negeri Indonesia masih lebih banyak dilakukan dengan China. Meskipun defisit besar, tuturnya, hampir seperempat dari total ekspor Indonesia menuju China.
"Kelihatannya ke depannya masih lebih besar dengan China. Tetapi kita harus pikirkan betul apa yang harus diekspor ke China," kata Mendag Thomas Lembong seusai pembukaan China Asean Expo ke-12 di Nanning Convention Center, Guangxi China, Jumat (18/9/2015).
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan RI dengan China mencapai US$48 miliar pada akhir 2014. Indonesia masih mencatatkan defisit senilai US$13 miliar.
Mendag Thomas Lembong menyebutkan dirinya berharap produk-produk ekspor ke China merupakan barang yang bernilai tambah dan tak hanya mengandalkan produl komoditas.
"Kita harus meningkatkan diri, daya saing kita dan harua menawarkan sesuatu yang istimewa dan tidak hanya barang mentah saja," ujarnya.
Melalui kemasan yang bagus, ujar Thomas, produk Indonesia akan mendapatkan tempat di hati importir.
"Saya sangat optimistis, misalnya dengan produk perhiasan, kain, dan sekarang apalagi generasi muda tentu mencari sesuatu yang eksotis. Dengan keanekaragaman budaya, tentunya banyak yang bisa kita tawarkan," tuturnya.