Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HPP Jagung Tak Kunjung Usai

Kendati telah beberapa bulan terakhir draf telah diserahkan Kementerian pertanian, pembahasan harga pokok pembelian (HPP) jagung di tingkat Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian belum kunjung usai.
Petani mengumpulkan jagung hasil panen
Petani mengumpulkan jagung hasil panen

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati telah beberapa bulan terakhir draf telah diserahkan Kementerian pertanian, pembahasan harga pokok pembelian (HPP) jagung di tingkat Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian belum kunjung usai.

Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Maman Suherman menyampaikan pembahasan HPP jagung masih berlangsung dan nantinya akan segera dikoordinasikan ke kementerian terkait.

“HPP jagung yang sudah diusulkan Kementan masih dibahas di Kemenko. Sekarang di tingkat petani harganya Rp2.300-Rp2.400, sedangkan HPP yang kita ajukan itu Rp2.700,” jelas Maman saat ditemui Bisnis.com di Jakarta belum lama ini.

Maman menjelaskan untuk menjaga harga di tingkat sesuai, Ditjen Tanaman Pangan tengah berupaya meningkatkan penyerapan jagung dalam negeri melalui memperkuat akses antara produsen dan pelaku usaha.

Sebaga informasi, data ARAM I menunjukkan produksi jagung 2015 diperkirakan mencapai 20,67 juta ton pipilan kering, melampaui target pemerintah 20,13 juta ton, sekaligus naik 8,72% atau 1,66  juta ton dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper