Bisnis.com, BONTANG - PT Kendati terus mengalami penurunan produksi, PT Badak NGL berharap memiliki nasib berbeda dengan PT Arun NGL di Lhokseumawe, Aceh, yang produksinya habis akhir tahun lalu.
Senior Manager Corporate Communication Badak NGL Feri Sulistyo Nugroho mengatakan ada kondisi yang berubah drastis di Aceh setelah Kilang LNG Arun berhenti beroperasi. Efeknya bahkan mulai terlihat sejak produksinya semakin turun.
Adapun kilang Arun tersebut kini dialihfungsikan menjadi terminal regasifikasi yang produknya akan dipakai untuk menyokong kebutuhan gas di wilayah Aceh dan Sumatra Utara.
"Yang namanya sumber daya itu pasti habis dan kami tidak mau bernasib sama seperti Arun ketika produksinya habis," katanya di area Badak NGL, Selasa (30/6/2015).
Sebelumnya, Badak NGL telah mencapai masa keemasannya pada 2001 dengan menghasilkan 22,5 juta ton LNG per tahun. Namun setelah itu, produksinya terus turun hingga di bawah 15 juta metrik ton per tahun.
Oleh karena itu, dia mengaku pihaknya terus berupaya mengembangkan potensi Bontang selain gas supaya bisnis perseroan bisa terus berjalan.
"Intinya kita harus sudah berpikir beyond LNG supaya setelah gas habis kami masih bisa eksis," tuturnya.