Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden mengamini adanya peluang membuka keran impor beras jika realisasi panen nasional rendah.
Orang nomor dua di Republik ini tak membantah pernyataan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil yang berencana membuka keran impor beras.
Menurut Kalla pemerintah bisa saja mengimpor beras jika cuaca buruk yang menyebabkan panen tak optimal memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Ya peluang [membuka keran impor], kan bisa saja keadaan cuaca jelek, kemarau, ya mesti diisi untuk memenuhi kebutuhan nasional,”ujarnya, Kamis(7/5/2015).
Kendati demikian, dia optimis persediaan beras dalam waktu dekat masih cukup. Menjelang masa puasa dan lebaran pada Juni dan Juli mendatang, menurut dia, total konsumsi beras justru menyusut sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan.
“Menjelang lebaran itu yang naik kualitasnya, jumlahnya justru berkurang karena kalau hari biasa makan tiga kali, puasa hanya dua kali, otomatis konsumsi menurun,”jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengindikasikan peluang untuk membuka keran impor beras jika realisasi produksi nasional rendah dan penyerapan Bulog diproyeksi lebih rendah dari 1,5 juta ton atau 55% dari target minimum 2,7 juta ton pada 2015.
Saat ini, tim yang dibentuk oleh Wapres untuk mengidentifikasi polemik harga dan stok beras belum memberi laporan. Namun dia memperkirakan kuantitas panen di sentra produksi rendah.
JK: Kalau Cuaca Buruk, Bisa Saja Buka Keran Impor Beras
Wakil Presiden mengamini adanya peluang membuka keran impor beras jika realisasi panen nasional rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lavinda
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
10 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
12 jam yang lalu
Sederet Saran dari Ekonom untuk Lompatan Pertumbuhan Ekonomi RI
15 jam yang lalu