Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono kembali melakukan inspeksi di lokasi pembangunan terowongan pengendali banjir (sodetan) Ciliwung Sabtu (25/4/2015) malam untuk mengetahui perkembangan proyek tersebut.
Dalam inspeksi tersebut, Menteri Basuki didampingi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, T. Iskandar. Rombongan menteri tiba di lokasi pada 22.00 WIB, tepatnya di outlet proyek sodetan yakni di daerah Kebon Nanas.
Dalam kesempatan tersebut, T. Iskandar melaporkan bahwa sejauh ini saluran pertama yang telah dibangun dari outlet menuju arriving shaft (titik tengah) di bawah Jl. Otista 3 sudah mencapai 405 meter dari target 600 meter.
Menurutnya, segera setelah saluran pertama mencapai 550 meter, proyek akan dilanjutkan dengan pembangunan saluran kedua. Ditargetkan, Oktober tahun ini proyek saluran kembar sodetan dari outlet menuju arriving shaft sepanjang 600 meter segera rampung.
Menurutnya, dalam 1 minggu, perkembangan pengeboran dapat mencapai 60 meter. Proyek ini dikerjakan 18 jam sehari dalam dua shift. “Pembebasan lahan untuk outlet seluas 1 ha sudah 100% sehingga tidak ada kendala. Kami targetkan pertengahan Mei saluran kedua dapat mulai dikerjakan,” katanya, Sabtu (26/4/2015).
Menurutnya, saat ini pemerintah pusat bersama Pemprov DKI tengah mengusahakan pembebasan lahan di lokasi inlet sodetan di Kelurahan Bidara Cina seluas 1,1 ha. Total terdapat 299 peta bidang yang harus dibebaskan.
Menurutnya, sebagian besar tanah di lokasi tersebut berstatus sebagai tanah negara sehingga tidak dapat digantikan melalui dana APBN. Oleh karena itu, ganti rugi lahan akan dibayar oleh pemda sebagai uang kerohiman dengan rumus 25% x NJOP x luas tanah. Hal tersebut memiliki landasan hukum dalam Pergub No. 190/2014 tentang pedoman pemberian santunan kepada penggarap tanah negara.
“Direncanakan minggu depan akan dilakukan konsolidasi. Mudah-mudahan Mei sudah ada kejelasan,” katanya.
Sodetan Ciliwung memiliki panjang total 1,25 km dengan kapasitas mengalirkan air sebesar 60 m3/detik dengan model twin tunnel berdiameter 3,5 meter. Sodetan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi debit air yang mengalir di Sungai Ciliwung dengan mengalirkannya menuju kanal banjir timur.
Total anggaran proyek tersebut Rp492,6 miliar dan dikerjakan oleh Wijaya Karya sebagai kontraktor pelaksana. Menteri Basuki mengaku belum dapat memastikan kapan sodetan dapat berfungsi karena penyelesaian proyek tersebut masih sangat bergantung pada proses penyelesaian pembebasan lahan.