Bisnis.com, JAKARTA--Rencana PT Pertamina (Persero) untuk membubarkan anak usahanya Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dalam waktu dekat dinilai sebagai langkah tepat untuk membasmi mafia di sektor minyak dan gas.
Menurut Staf Khusus Menteri ESDM Said Didu, pembubaran Petral ini mampu meningkatkan efisiensi Pertamina dalam pengadaan bahan bakar minyak dan mengurangi kerugian negara.
"Pemerintah, terutama Kementerian ESDM mengapresiasi secara terbuka akan dibubarkannya Petral," ujar Said Didu di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (24/4).
Said mengatakan pembubaran Petral sudah sempat diinisiasikan pada 2006, saat itu Pertamina membentuk Integrated Supply Chain (ISC) atas kesepakatan bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dengan tujuan menggantikan peran Petral secara bertahap untuk pengadaan impor minyak dan BBM.
Namun, rencana tersebut gagal dengan ditutupnya ISC lantaran ada pihak yang berkepentingan meninginginkan Petral tetap berjalan.
Said juga menegaskan bahwa jangan sampai pembubaran Petral kali ini kembali gagal. "Pentingnya Kementerian ESDM atas pembubaran Petral adalah agar Pertamina dalam pengadaan BBM lebih efisien atau lebih murah," jelasnya.
Said mengatakan alasan terbentuknya Petral dahulu memang benar, karena perusahaan sebesar Pertamina memerlukan anak usaha yang bergerak di bidang trader minyak. Namun, dengan berbadan hukum di Hong Kong, pemerintah melalui Badan Pengawas Keuangan tidak dapat melakukan audit investigasi.
"Jadi di masyarakat Petral itu dianggap sumber masalah, tapi sampai saat ini tidak bisa dibuktikan mereka sumber masalah. Karena tidak bisa diaudit," ucapnya.
Terkait kabar mengenai aset Petral akan diambil alih oleh Pertamina Energy Service Pte Limited, Said berharap tidak hanya sekedar penggantian nama. Dirinya merekomendasikan agar fungsi dari Petral ini nantinya hilang dan digantikan oleh PES sebagai perusahaan dagang Pertamina.