Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandeng UI, Kemenperin Kaji Penurunan Gas Industri dan Listrik

Kementerian Perindustrian menyatakan menyiapkan empat skema penurunan harga gas industri, serta kajian penurunan harga listrik industri dengan melibatkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Indonesia.
Menteri Perindustrian Saleh Husin/Antara
Menteri Perindustrian Saleh Husin/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyatakan menyiapkan empat skema penurunan harga gas industri, serta kajian penurunan harga listrik industri dengan melibatkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Indonesia.

Saleh Husin, Menteri Perindustrian, mengatakan penurunan harga gas dan listrik industri memiliki peran vital dalam akselerasi pertumbuhan industri. Oleh karena itu, keduanya diharapkan dapat dieksekusi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

"Semua usulan ini sudah kami sampaikan saat rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dihadiri oleh seluruh menteri terkait. Menko mengapresiasi usulan ini, maka sekarang tengah di kaji," tuturnya di Jakarta, Rabu (22/42015).

Menurutnya, penurunan harga gas dan listrik industri merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan pertumbuhan industri yang berdaya saing di pasar global. Karena, jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam dan Singapura, Indonesia dinilai jauh tertinggal.

Dia mengatakan harga gas dan listrik industri yang lebih tinggi dari negara lain, telah menghambat pertumbuhan industri baru dan menekan industri yang telah ada. Industri baru kesulitan bersaing memperebutkan pasar internasional.

Selain menurunkan harga energi sektor industri, Kemenperin menurutnya juga terus berupaya memutus mata rantai birokrasi yang berbelit-belit dalam pendirian usaha serta memaksimalkan penggunaan insentif fiskal yakni tax holiday dan tax allowance oleh investor.



Tidak hanya itu, pemerintah juga telah berkomitmen untuk bersikap menjemput bola agar secara psikologi investor asing merasa dihargai. Menurutnya, penurunan produktivitas sejumlah sektor industri pada kuartal I/2015 berlangsung tidak terlalu lama.



Industri makanan dan minuman misalnya, produktivitas diprediksi akan terkerek seiring dengan momentum bulan Ramadhan. Momen ini diyakini akan meningkatkan permintaan pasar dan berimbas pada peningkatan produksi oleh pelaku industri.


Kendati pertumbuhan industri pada kuartal pertama tertekan, kami tetap yakin target 2015 sebesar 6,2%-6,8% akan tercapai. Kita semua ingin industri tumbuh, tentu dengan harga energi yang bersaing. Mestinya penurunan harga gas dibarengi dengan listrik, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper