Bisnis.com, TANGERANG - Seluas 13.000 hektare padi di Kabupaten Tangerang gagal panen akibat dihantam banjir yang terjadi lebih empat hari di daerah tersebut.
"Hasil pendataan yang kita lakukan seluas 13.000 hektare padi gagal panen, dan sekarang kita sedang memikirkan jenis bantuan yang harus diberikan kepada petani," kata Kepala Seksi Sarana dan Pengendalian Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang, Banten Bambang di Tangerang, Jumat (13/2/2015).
Bambang mengatakan tanaman yang gagal tersebut berusia siap panen dan ada juga dalam kondisi padi mulai menguning.
Dia menambahkan banyak juga padi yang baru ditanam usia satu bulan dihantam banjir dan terendam lebih dari empat hari.
Padi yang gagal panen tersebut berada pada sembilan kecamatan yakni Mauk, Pasar Kemis, Kronjo, Gunung Kaler, Mekar Baru, Rajeg, Sepatan Timur, Teluknaga dan Solear.
Sawah yang paling luas terendam banjir berada di Kecamatan Gunung Kaler lebih dari 2.000 hektar tersebar pada beberapa desa.
Dia menambahkan bahwa tanaman yang gagal itu berada pada sawah beririgasi teknis dan sebagian tadah hujan.
Pihaknya telah mengusulkan agar petani dapat benih unggul secara cuma-cuma dan setelah kemarau mereka kembali menanam padi.
Bambang mengatakan pemberian benih tersebut tentu berdasarkan luas masing-masing yang dimiliki petani akibat diterjang air bah.
Banjir yang menerjang kawasan tersebut disebabkan hujan yang turun sejak empat hari terakhir ini berdampak terhadap sejumlah sungai seperti Cimanceuri, Cidurian dan beberapa anak sungai Cisadane lainnya eluap.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Teteng Jumara mengatakan banjir merendam sebanyak 43 desa tersebar pada 22 kecamatan, menyebabkan lebih dari 90 ribu jiwa mengungsi.
Teteng menambahkan pihaknya sudah menyalurkan sebanyak 90 ton beras untuk keperluan para pengungsi di sejumlah lokasi.
Pihaknya juga menurunkan 15 perahu karet pada lokasi yang rawan terhadap banjir untuk evakuasi warga