Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 3 Sektor Manufaktur yang Berpeluang Dorong Pertumbuhan

Pemerintah menyatakan ekonomi Indonesia masih sangat berpeluang tumbuh tinggi jika investasi di sektor manufaktur bisa dioptimalisasikan.
Manufaktur Indonesia akan melaju seiring dengan pencanangan arah kebijakan pemerintah baru./Ilustrasi-Bisnis
Manufaktur Indonesia akan melaju seiring dengan pencanangan arah kebijakan pemerintah baru./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan ekonomi Indonesia masih sangat berpeluang tumbuh tinggi jika investasi di sektor manufaktur bisa dioptimalisasikan.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menambahkan investasi manufaktur akan menjadi tumpuan dan sumber pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang.

Oleh karena itu, sektor ini bakal didukung habis-habisan oleh pemerintah. Menurutnya, manufaktur Indonesia akan melaju seiring dengan pencanangan arah kebijakan pemerintah baru.

Dia memaparkan, ada tiga sektor manufaktur yang bisa menjadi tumpuan. Pertama, manufaktur berbasis sumber daya alam. Kedua, manufaktur berbasis konsumsi masif. Ketiga, industri substitusi impor.

"Penghiliran bahan mentah jadi keharusan, seperti cokelat dari kakao, CPO dan karet. Selain itu tambang, yang dengan memaksa tidak boleh impor [mentah]," ungkapnya.

Berikutnya, pendekatan manufaktur berbasis konsumsi, seperti yang telah diterapkan oleh China. Dia menggambarkan produksi otomotif dan consumer good yang kian efisien dan berskala rumah tangga sangat mungkin dikembangkan.

Ketiga, subtitusi impor khusus yang menjadi bagian dari program pemerintah, seperti manufaktur barang modal industri perkapalan atau produsen travo, boiler dan turbin.

"Ini tidak sembarangan. Tapi Industri yang substitusi bahan baku dan barang modal. Seperti industri galangan kapal dan yang mendukung rencana ekspansi pembangkit listrik 35.000 MW."

Pada 2014, realisasi pertumbuhan manufaktur Indonesia hanya 5,02%, melambat ketimbang pada tahun sebelumnya 5,58%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper