Bisnis.com, Malang - Produksi kopi di beberapa kebun di Jawa Timur diprediksi turun tajam akibat musim kemarau yang terlampau panjang pada 2014.
Manajer PT Perkebunan Nusantara XII Wilayah III Malang Kusdianto Heri Rahadi mengatakan produksi pada tahun ini sebenarnya bisa diprediksi pada Agustus-September tahun lalu.
“Pada Agustus-September 2014, hujan tidak turun sehingga banyak bunga dari kopi yang rusak,” kata Kusdianto Heri Rahadi, Rabu (14/1/2015).
Kerusakaan bunga kopi diperkirakan mencapai 20% lebih. Karena itulah, produksi kopi di PTPN XII Wilayah III diperkirakan hanya mencapai 80% dari target. Produksi kopi di kebun-kebun PTPN Wilayah III diperkirakan hanya mencapai 400 ton per tahun.
Penurunan produksi komoditas perkebunan di kebun-kebun PTPN XII Wilayah III, yakni tanaman kakao. Namun penurunan produksi karena sebab khsusus, yakni terdampak erupsi Gunung Kelud.
Pada tahun ini diprediksikan produksi kakao dari perkebunan tersebut di wilayah III hanya mencapai 70% karena pemulihan tanaman dari dampak erupsi Gunung Kelud masih belum mencapai 100%.
Kakao edel diperkirakan hanya mencapai 106 ton, sedangkan kakao bulk mencapai kakao 369 ton.
Untuk karet, diprediksikan mencapai 100%, yakni 1.420 ton. Produksi teh juga membaik sehingga diperkirakan mencapai 100% dari target, yakni 2.417 ton.
“Kalau target pendapatan, belum bisa disebut karena RAKP (rencana kerja dan anggaran perusahaan) belum ditetapkan,” katanya.
Yang jelas, faktor tinggi rendahnya pendapatan perusahaan perkebunan sangat bergantung pada tinggi rendahnya harga komoditas di tingkat dunia.
Hal itu terjadi karena hampir semua produk komditas perkebunan industri perkebunan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. “Kalau mengandalkan pasar dalam negeri, penyerapannya tidak banyak,” ujarnya.
Pada 2014, kata dia, harga komoditas perkebunan yang ditanam di kebun-kebun PTPN XII Wilayah III banyak yang turun drastis.
Contohnya harga teh dunia semula diharapkan mencapai US$ 2,6/kg, namun realisasinya hanya di kisaran US$1,8/kg.