Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilham Akbar Habibie: Produsen Pesawat Nasional Harus Pilih Segmen Baling-Baling

Industri pesawat terbang nasional wajib memfokuskan diri pada pengembangan pesawat berjenis propeler atau baling-baling.

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri pesawat terbang nasional wajib memfokuskan diri pada pengembangan pesawat berjenis propeler atau baling-baling karena ceruk pasar di segmen tersebut dinilai menjanjikan dan sesuai dengan karakteristik geografi Indonesia.

Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI) Ilham Akbar Habibie mengatakan produsen pesawat terbang dalam negeri semisal PT RAI dan PT Dirgantara Indonesia (DI) akan kesulitan bersaing dengan produsen pesawat berjenis turbo jet.

“Karena itu, pasar pesawat buatan dalam negeri harus memilih segmen baling-baling yang persaingannya belum ketat,” ucapnya seusai Seminar Kesiapan Indonesia Dalam menghadapi Open Sky 2015 yang digelar Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Rabu (19/11/2014).

Menurut Ilham, saat ini, pasar pesawat turbo propeler di Tanah Air dikuasai pesawat pabrikan ATR yang berkapasitas 70 penumpang. Pasar tersebut, menurutnya, akan dijajaki PT RAI yang tengah melakukan pengembangan pesawat R80.

Pesawat tersebut, lanjutnya, telah merampungkan desain makro yang dimulai pada 2012 silam. Setelah tahapan tersebut, lanjutnya, PT RAI akan merampungkan penyelesaian desain detail pesawat pada 2016 dan segera berproduksi pada 2018 mendatang.

“Dalam pengembangan itu, kami menggandeng pihak maskapai penerbangan juga sehingga mereka memberikan masukan untuk pengembangan pesawat sebelum diproduksi,” tambahnya.

Adapun maskapai tersebut adalah NAM Air, Trigana Air dan Kalstar.

Ketiga perusahaan tersebut telah menandatangani kesepakatan pembelian pesawat R80 sebanyak 140 unit.

Ilham mengklaim produsen pesawat terbang dalam negeri bakal memproduksi pesawat yang cocok dengan kondisi geografis dan kelengkapan instrumen pemandu pesawat di bandara-bandara kecil.

“Di Indonesia, karakter bandaranya tidak memiliki peralatan yang selengkap bandara di Eropa sehingga pesawat lokal sangat cocok untuk penerbangan domestik,” tuturnya.

Terkait harga, Ilham mengaku belum menetapkan harga jual setiap unit pesawat R80 karena masih menjalani proses penyusunan desain yang lebih terperinci.

Akan tetapi, dia memperkirakan satu unit R80 harganya berkisar antara US$22 juta hingga US$25 juta.

Vice President Corporate Communication Sriwijaya Air Agus Soejono membenarkan Sriwijaya Group yang menaungi NAM Air telah menandatangani kesepakatan pembelian pesawat R80 dengan PT RAI.

“Kami pesan 100 R80 dari PT RAI untuk ekspansi di waktu mendatang. Kami memang sengaja memesan pesawat tersebut karena merupakan kebanggaan nasional dan sesuai dengan rencana pengembangan bisnis,” ujarnya.

Pesawat yang akan digunakan NAM Air tersebut, menurutnya, bakal menerbangi rute remote dan difungsikan sebagai feeder bagi Sriwijaya Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper