Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERALATAN PEMBORAN MIGAS: Kurang Laku di Dalam Negeri Tetapi Laris di Luar Negeri

Rendahnya penyerapan produk industri penunjang domestik dalam kegiatan usaha di hulu migas dipastikan produsen bukan karena kualitas yang diragukan.

Bisnis.com, BATAM - Rendahnya penyerapan produk industri penunjang domestik dalam kegiatan usaha di hulu migas dipastikan produsen bukan karena kualitas yang diragukan.

Sejumlah produsen peralatan penunjang pemboran minyak dan gas bumi (migas) yang ditemui Bisnis, di Batam, akhir pekan lalu, menyatakan produk mereka lebih dipercaya kontraktor di luar negeri. Industri penunjang di Tanah Air mampu membuat rig berjalan serta berbagai jenis pipa langka.

General Manager PT Dwi Sumber Arca Waja (DSAW) Januarso Prihadi menyatakan pihaknya punya satu produk masterpiece, yakni pipa raksasa bernama leg for sea 3250. “Ini dipakai di laut utara. Setiap tahun hanya satu pesanan dan yang di-approve di dunia hanya kami,” katanya.

Lantaran sukar meraup pangsa pasar domestik maka DSAW melempar mayoritas produknya ke pasar ekspor. Sampai dengan 2012 distribusi ke luar negeri mencapai 80% - 90% dari total penjualan. Kini perseroan berupaya memperlebar pangsa pasar di dalam negeri, apalagi pasar ekspor melemah.

DSAW mengklaim kualitas produknya berskala global. Dari berbagai jenis pipa baja untuk kegiatan hulu migas yang dibuat, cuma mereka memproduksi pipa cone di Tanah Air. Penjualan mengandalkan produksi pipa yang dipesan khusus oleh konsumen mencapai kisaran 60%.

Kustomisasi yang diminta pembeli lazimnya menggunakan tiga skema. Pertama klien datang membawa gambar produk yang dibutuhkan lantas meminta DSAW menggarapnya. Kedua permintaan produksi dengan syarat bahan baku harus berasal dari produsen tertentu.

Ketiga klien juga bisa mendatangi DSAW dengan membawa konsep produk yang diinginkan plus bahan bakunya. “Mereka yang pakai cara ini biasanya karena memiliki kemudahan membeli bahan baku secara bulk,” ucap Januarso.

Pasar global sedang kurang ceria, tak heran apabila produsen peralatan penunjang kegiatan hulu migas berupaya memperbesar pangsa di dalam negeri. Tapi kontraktor migas di Indonesia lebih senang berbelanja produk impor, pertimbangan utama mungkin karena harga terasa lebih murah.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat pada Januari – September tahun ini tingkat kandungan dalam negeri di dalam komitmen pengadaan barang di sektor hulu migas hanya 35,99% dari total nilai US$5,11 miliar.

Tren bisnis yang dialami DSAW serupa dengan tetangganya di Kabil Industrial Estate, Batam, Kepualauan Riau, yakni PT Citra Tubindo Tbk. Tapi General Manager Citra Tubindo Yen Yen Heryadi menyatakan sekarang porsi penjualan di dalam negeri nampak menanjak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper