Bisnis.com, BATAM – Industri penunjang Migas yang beroperasi di Batam, Bintan dan Karimun tidak mendapatkan perlakuan khusus dari Kementerian ESDM karena sudah mendapatkan kemudahan dari implementasi FTZ di ketiga kawasan tersebut.
Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri ESDM mengungkapkan kementeriannya tidak memberikan perlakuan khusus bagi industri penunjang Migas yang beroperasi di Batam, Bintan dan Karimun.
“Karena sudah diberikan FTZ,” ujarnya, usai menghadiri HUT ke-30 Citra Tubindo Tbk di Batam, Sabtu (24/8/2013).
Kementerian ESDM, lanjutnya, hanya bisa memberikan insentif yang dibutuhkan oleh para pelaku industri penunjang Migas di ketiga kawasan itu.
Kementerian ESDM juga, katanya, tidak dapat mewajibkan investor yang memiliki proyek migas di Indonesia untuk membuka basis logistiknya di Batam atau dua kawasan FTZ lainnya itu.
“Namun kami ingin Batam itu menjadi standar untuk industri penunjang Migas nasional,” sambungnya.
Kementerian ESDM, katanya, tetap mendukung perkembangan industri penunjang Migas di Batam dengan selalu mempromosikannya kepada para investor asing.
Tujuannya, agar mereka melirik Batam dan kawasan FTZ lainnya untuk dijadikan sebagai daerah basis logistik.
“Industri-industri penunjang yang sekarang itu kebanyakan di Malaysia, Singapura, Filipina, itu harapannya berbasis di Indonesia, lah wong kerjaannya kerjaan kita kok,” ujarnya.